Inilah e-Commerce yang Paling Banyak Dikunjungi di 2017

marketeers article
46650760 hands holding credit card and using laptop. online shopping

Gegap gempita dunia technology startup (tech startup) di Indonesia terus berlanjut. Dunia tech startup Tanah Air gempar seiring derasnya dana investasi yang masuk pada tahun ini. Nilainya pun terbilang fantastis. Karenanya, jangan heran jika tech startup baru terus bermunculan di negeri ini. Sektor e-commerce masih menjadi primadona bagi para investor untuk menanamkan modalnya. Tokopedia mendapatkan kucuran dana senilai US$ 1,1 miliar dari Alibaba Group pada pertengahan tahun 2017.

Perkembangan dan pertumbuhan tech startup di Indonesia kini menjadi sorotan bagi para venture capital dunia. Riset Google bersama A.T. Kearney dan Amvesindo dengan tajuk Indonesia Venture Capital Outlook 2017 menyebutkan, nilai investasi bagi tech startup yang masuk ke Asia Tenggara mencapai US$ 6,8 miliar pada tahun 2016 lalu. Dari angka itu, Indonesia mendapatkan porsi seperlimanya, atau setara US$ 1,4 miliar. Namun, angka itu melesat jauh pada tahun 2017 ini. Tercatat, nilai investasi yang masuk ke Indonesia pada periode Januari hingga Agustus 2017 telah mencapai US$ 3 miliar.

Selain pemain lama seperti Tokopedia, Lazada, Blibli.com, dan Bukalapak, sektor e-commerce di Indonesia juga kedatangan nama baru besutan dari Salim Group dan Lotte, iLotte. Nama yang cukup mencengangkan untuk sektor e-commerce tahun ini jatuh kepada Shopee, layanan marketplace asal Singapura. Shopee cukup gencar dalam mempromosikan layanannya di Indonesia, khususnya layanan bebas ongkos kirim yang selama ini mereka bangga-banggakan.

Melihat fenomena ini tentunya menarik perhatian, sebenarnya siapa yang benar-benar merajai sektor e-commerce di Indonesia. Sayangnya, belum ada satu pun pelaku yang secara terang-terangan merilis data resmi terkait nilai penjualan mereka selama ini. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh iPrice Group melalui metodologi Google Trends, terungkap pemain e-commerce mana saja yang paling banyak dicari selama tahun 2017.

Lazada dan Tokopedia berada di posisi pertama dan kedua sebagai e-commerce yang paling banyak dicari di 2017. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor: Lazada yang di tahun ini mendapatkan peningkatan saham dari Alibaba dari 51% ke 83%, beserta beberapa event promosi yang cukup rajin yakni promo ulang tahun mereka, single’s day (11.11), dan kampanye online shopping revolution (12.12). Di sisi lain, Tokopedia juga memiliki momentum besar di tahun ini yakni aliran dana segar dari Alibaba sebesar US$ 1,1 miliar.

Pada Januari 2017, selisih jumlah search interest antara Shopee dan Bukalapak cukup besar. Namun di penghujung tahun ini, Shopee berhasil menyalip Bukalapak. Pada ajang Harbolnas pada awal Desember 2017, Shopee mencatatkan total transaksi sebanyak tiga juta produk. Hasil ini melonjak enam kali lipat dari hasil Harbolnas tahun 2016. “Sebagai salah satu pemain “muda”, kami melihat banyak upaya dari Shopee untuk memperkecil jarak dengan e-commerce lain yang sudah bermain lama di Indonesia. Mulai dari kampanye mobile shopping 10.10, penguatan pada komunitas penjualnya, dan strategi lainnya,” ujar Andrew Prasatya, Senior Content Marketer iPrice Group.

Riset ini juga menganalisa pelaku e-commerce yang memiliki jumlah visitor bulanan terbanyak di tahun 2017. iPrice Group mengumpulkan data dari Similarweb dari bulan Januari hingga November 2017. Hasilnya, Lazada dan Tokopedia masih menjadi yang paling banyak dikunjungi. Lazada yang ada di posisi puncak telah melakukan banyak sekali promosi online, mulai dari promo anniversary di bulan Maret (Q1), promo bulan Ramadhan saat bulan Juni (Q2), promo 11.11 dan promo Harbolnas 12.12 (Q4).

Tokopedia yang berada di posisi kedua juga tidak kalah agresif dengan meluncurkan sistem booking tiket kereta di bulan Januari, bekerja sama dengan Unilever di bulan Februari, dan juga meluncurkan fitur baru “Zakat Online” sebagai penyedia layanan untuk populasi Muslim di Indonesia saat bulan Ramadhan. Bukalapak menyusul di Posisi 3 setelah bertahan di posisi keempat saat Q1 dan Q2. Namun di penghujung tahun yakni di Q3 dan Q4 (Oktober-November), mereka berhasil menyalip. Hal ini besar kemungkinan berkat sejumlah strategi yang dilakukannya, mulai dari kampanye hingga fitur terbaru bernama “Buka Emas”, yakni layanan di mana konsumen bisa membeli emas secara online.

Shopee berhasil memasuki posisi 5 besar, padahal pada Q2 Shopee berada di posisi 7. Namun berkat maraknya program-program, kampanye, dan promosi yang dilakukan, Shopee berhasil memasuki daftar 5 besar e-commerce dengan jumlah pengunjung terbanyak. E-commerce besutan Djarum Group, Blibli.com, berada di posisi ke-5 pada Q1 dan Q2, namun selama Q3 dan Q4 (Oktober-November) mereka bertahan di posisi ke-4. Di tahun 2017, Blibli juga melakukan gebrakan dengan mengakuisisi startup beberapa agen tiket perjalanan online, seperti Indonesia Flight dan Tiket.com.

Zalora yang pada Q1 dan Q2 tidak masuk di 10 besar, justru berhasil menyalip pada Q3 dan berada di posisi 8 pada awal Q4. Satu hal yang cukup mengherankan adalah menghilangnya nama MatahariMall.com di Q4, yang harus rela keluar dari 10 besar.

Tentunya data ini masih belum bisa mencerminkan secara jelas siapa-siapa yang menjadi raja di sektor e-commerce di Indonesia. Namun, satu hal yang pasti adalah konsumen saat ini sudah semakin pintar, sehingga pelaku sudah tidak bisa lagi memberikan pelayanan ala kadarnya, harus ada nilai tambah yang membuat konsumen menjadi engage dengan brand dan layanan yang disediakan. Satu hal yang pasti, persaingan di tahun 2018 akan semakin ketat, karena besar kemungkinan Indonesia akan kedatangan pemain besar lainnya, dan tentunya dana investasi yang bisa digunakan untuk memperluas pangsa pasar.

Editor: Sigit Kurniawan

Related