EdenFarm mengumumkan pencapaiannya dalam menekan sampah pangan dalam proses operasionalnya. Mereka mencatatkan hampir 0% atau zero food waste.
Hal ini merupakan raihan yang membanggakan. Pasalnya, mereka meyakini penyelesaian masalah sampah pangan di rantai pasok business to business (B2B) mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
“Beberapa kunci keberhasilan kami dalam mencapai hampir zero waste di ekosistem rantai pasok pangan adalah teknologi prakiraan dengan akurasi tinggi yang kami berikan untuk para petani,” kata David Setyadi Gunawan, CEO EdenFarm.
Melalui teknologi yang mereka hadirkan, EdenFarm mengurangi permasalahan inefisiensi dari rantai pasok. Sebelumnya, hasil panen petani membutuhkan perantara untuk sampai ke pasar B2B seperti hotel, pasar, hingga UKM kuliner.
Proses melalui perantara tersebut kemudian membuat sejumlah petani hanya bisa menjual 30% hasil tahunan mereka, sementara sisanya terbuang sia-sia. Selain itu, UKM kuliner juga disebut mengalami pangan yang terbuang akibat proses distribusi buruk.
Karena itu, di platform yang mereka miliki, EdenFarm menghubungkan pasokan petani pelanggan yang sesuai.
“Kami memiliki sistem yang dapat membantu petani untuk memprediksi berapa banyak mereka harus menghasilkan panen di siklus tanam berikutnya,” tutur David.
EdenFarm mengklaim prediksi tanam akurat ini juga memberikan manfaat bagi pelanggan, yaitu kestabilan harga dan kualitas yang konsisten. Pelanggan UKM dapat menghemat hingga lebih dari 30% dan menggunakan 100% produk yang mereka beli.
Selain itu, proses logistik, distribusi, dan pembelian yang kurang dari 10 jam meminimalisasi risiko sampah pangan akibat penurunan kualitas pascapanen.
Editor: Ranto Rajagukguk