PT Home Credit Indonesia atau Home Credit, perusahaan pembiayaan berbasis teknologi, berkomitmen untuk terus meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat melalui produk dan layanan keuangan yang mudah diakses dan transparan disertai berbagai program edukasi keuangan. Berbagai upaya dilakukan oleh Home Credit untuk mendorong tingkat pemahaman masyarakat akan produk keuangan.
Di Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang diperingati setiap Oktober, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan melalui media massa bahwa tingkat literasi keuangan mencapai 49,9% serta inklusi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 84,2% pada 2022. Persentase itu mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2019 namun selisih antara literasi dan inklusi tersebut masih relatif tinggi yaitu sekitar 34,3%.
BACA JUGA: Dampak COVID-19 Terhadap Kinerja Home Credit
“Bertepatan dengan momentum Bulan Inklusi Keuangan, kami turut mempersembahkan program-program yang mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mengenal berbagai produk dan layanan keuangan dari Home Credit disertai informasi keuangan secara menyeluruh,” kata Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Indonesia, Sheldon Chuan, Kamis (27/10/2022).
Sheldon menjelaskan program yang dimaksud adalah rangkaian pameran belanja multiproduk dan edukasi keuangan bernama PESTA diiringi konten-konten digital untuk tingkatkan literasi keuangan masyarakat luas. Gelaran PESTA diadakan di kota Bandung (23-29 Oktober), Medan (31 Oktober–6 November), dan Manado (22-28 November). Tidak hanya menggandeng berbagai mitra usahanya, perusahaan juga mengajak sejumlah komunitas lokal untuk berpartisipasi seperti komunitas pesepeda Bandung yang akan melakukan fun bike sambil mengumpulkan sampah plastik daur ulang.
BACA JUGA: Gandeng Allianz, Home Credit Berikan Proteksi Gadget
Adapun pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wilayah Medan juga akan bergabung memberikan edukasi keuangan di acara PESTA nanti. Ditilik secara lebih jauh, Home Credit memiliki misi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat tidak hanya para pelanggan, melalui pembiayaan yang bertanggung jawab.
Aspek sosial dan tata kelola perusahaan, bahkan lingkungan yang dikenal dengan konsep ESG telah melekat dalam bisnis operasional Home Credit. Inklusi dan literasi keuangan adalah bagian inti dari penerapan ESG oleh Home Credit Indonesia.
Aspek sosial yang mencakup inklusi serta literasi keuangan tidak lepas dari adanya produk keuangan yang transparan, mudah diakses di mana saja dengan proses yang cepat, diiringi pemahaman pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatur keuangan secara terencana.
“Layanan keuangan perlu dirancang secara khusus oleh perusahaan keuangan agar pelanggan dapat meningkatkan literasi keuangan pribadinya di samping mendapatkan manfaat dari layanan yang digunakannya. Produk dan layanan keuangan yang tepat guna idealnya mampu memberikan wawasan lebih, keterampilan, dan keyakinan bagi pelanggan saat menggunakannya. Apalagi bagi pelanggan yang belum melek keuangan, tidak hanya kemudahan akses, namun penyedia jasa keuangan juga perlu memastikan bahwa pelanggan memahami secara menyeluruh produk dan layanan tersebut. Di samping itu, semua pihak perlu memastikan efektivitas dari program literasi keuangan yang selama ini sudah dijalankan mengingat tingkat literasi keuangan masih relatif rendah dibandingkan dengan inklusi keuangan,” kata Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Ajisatria Suleiman.
Home Credit sendiri mengusung transparansi atas layanan dan produknya dengan mengoptimalkan teknologi digital. Aneka layanan keuangan Home Credit seperti pembiayaan barang di toko, pembiayaan modal usaha, Buy Now Pay Later (BNPL) hingga asuransi dapat diakses oleh masyarakat melalui aplikasi My Home Credit yang kini telah diunduh oleh lebih dari 12,56 juta pengguna terdaftar.
Melalui aplikasi itu, masyarakat dapat menggunakan layanan yang cepat dimana hanya dibutuhkan 3 menit untuk mengetahui limit pembiayaan ketika mengajukan aplikasi pembiayaan barang di sekitar 22.000 toko milik mitra yang tersebar di hampir 200 kota di seluruh Indonesia. Adapun setelah pelanggan memiliki kontrak aktif, terdapat skema cooling-off period yang mana pelanggan memiliki pilihan dalam kurun waktu 14 hari untuk membatalkan perjanjian pembiayaan yang telah ditandatangani apabila berubah pikiran.
Di samping itu, Home Credit juga mengedukasi pelanggan melalui sejumlah program promo dimana pelanggan bisa mendapatkan satu hingga dua kali bebas cicilan jika melakukan pembayaran angsuran secara tepat waktu. Mengedukasi pelanggan agar bisa mengelola cicilannya dengan baik, tidak lepas dari adanya usaha dalam meningkatkan kesadaran dan wawasan mereka terkait perencanaan keuangan.
“Perencanaan keuangan itu bisa dibuat jika seseorang telah memiliki literasi keuangan yang baik (well-literate) yang bisa membantu masyarakat dalam memaksimalkan layanan keuangan sesuai kebutuhan, sekaligus juga memahami manfaat serta resikonya secara bersamaan,” kata CEO Finansialku.com, Melvin Mumpuni.
Editor: Ranto Rajagukguk