Edukasi Tenaga Medis Soal Diabetes Dengan Aplikasi DEEP

marketeers article

Diabetes menjadi persoalan krusial yang menggerogoti kesehatan penduduk Indonesia. Bagaimana tidak, atlas International Diabetes Federation (IDF) menempatkan Indonesia di posisi ke-enam dengan jumlah absolut diabetes terbesar secara global. Menaruh kontribusi untuk menekan jumlah ini, Sanofi meluncurkan aplikasi mobile DEEP (Diabetes Education Enhancement for Engaged Partnership) bagi para tenaga medis untuk menambah pengetahuan seputar diabetes.

Merupakan bagian dari program digital Sanofi, DEEP bertujuan untuk memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan kepada para dokter seputar penyakit diabetes.

“DEEP menjadi media bagi para tenaga medis. Para tenaga medis hanya perlu mengunduh aplikasi ini di Play Store atau Apps Store untuk kemudian mendaftarkan diri dan memperoleh tiga fitur yang ditawarkan aplikasi ini,” jelas  dr. Mary Josephine, selaku Head of Medical Sanofi Indonesia di Jakarta, Senin (01/07/2019).

Terdiri dari tiga fitur berbeda, DEEP mencoba menjembatani kebutuhan para tenaga medis seputar persoalan diabetes. Discover sebagai fitur pertama dari aplikasi ini dijelaskan Mary memberi kesempatan bagi para dokter untuk menerima informasi terkini mengenai artikel-artikel dan jurnal kesehatan terkait diabetes. “Konten yang tersedia pun ada yang berbentuk video agar lebih mudah dipahami,” terang Mary.

Materi edukasi yang diberikan meliputi protokol penanganan diabetes, materi edukasi pasien, pedoman PERKENI, protokol mendirikan klinik diabetes, hingga penanganan diabetes.

Fitur kedua adalah CME-Learn yang memberi kesempatan para dokter untuk mengikuti kegiatan edukasi medis secara berkesinambungan secara online.

Dokter akan menerima modul diabetes dan diakhiri dengan kuis untuk mengetahui kemampuan pemahaman mereka. Setelah menyelesaikan modul dan tes, para dokter pun dapat memperoleh sertifikat elektronik.

Lalu, DEEP menghadirkan fitur forum diskusi online yang memungkinkan para tenaga medus berdiskusi seputar persoalan diabetes.

“Kami harus melakukan patient empowerment. Untuk meningkatkan itu, kami (dokter) harus mampu memberikan informasi dan edukasi yang tepat kepada pasien. Aplikasi DEEP ini diharapkan dapat memberikan edukasi lebih sekaligus forum diskusi bagi para tenaga medis, terutama untuk menangkal hoax seputar diabetes yang banyak tersebar,” imbuh dr. Rulli Rosandi, SpPD, selaku Koordinator Bidang Teknologi Informatika PERKENI.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related