Efektifkah Advocacy Customer di Tengah Persaingan Ketat?

marketeers article

Organisasi pemasar yang tergabung dalam Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter DKI Jakarta kembali menyamakan persepsi melalui gathering yang digelar beberapa waktu lalu di Gedung PPM Management, Menteng, Jakarta Pusat.

Sudah menjadi agenda rutin, organisasi profesional ini melakukan update dan sharing knowledge setiap tiga bulan. Pada pertemuan kali ini, IMA mengangkat topik menarik yang berhubungan dengan cara memenangkan kompetisi dan merebut simpati pelanggan, “Advocacy Marketing as a Winning Strategy”.

Panitia menghadirkan pemateri dari kalangan praktisi profesional dan akademisi berkompeten. Antonius Taufan selaku CEO TADA Engagement Platform mewakili praktisi dan Widyarso Roswinanto selaku dosen di PPM Management mewakili akademisi.

Dalam pemaparannya, Antonius mengatakan retensi yang dilakukan perusahaan pada 5% pelanggan yang ada akan berbanding lurus pada peningkatan 25% hingga 95% profit. Pelanggan yang bahagia berpotensi melakukan pembelian kembali dan bahkan menjadi advocate ke calon pelanggan baru.

“Kita memasuki era baru akuisisi pelanggan. Bukan lagi semata ditentukan oleh seberapa kuat brand itu di pasar tetapi seberapa kuat lahirnya rekomendasi pelanggan dari mereka yang telah merasakan layanan sebelumnya,” ujarnya.

Seiring perkembangan digital, saat ini terdapat dua kubu penting yang lazim kita dengar, yakni influencer dan advocates. “Influencer hadir dari kalangan blogger, speaker, expert, dan analis yang berpotensi menghadirkan pengaruh kepada pihak lain. Sementara, advocates dari kalangan individual yang lahir secara alami memberikan rekomendasi kepada pihak lain karena telah merasakan emotional bonding yang kuat dari layanan yang pernah ia terima,” lanjut Antonius.

Tidak kalah menarik, Widyarso Roswinanto memaparkan bahwa di kompetisi ketat seperti saat ini, pelaku pasar perlu memperkuat consumer values mereka. Ada tiga sisi value yang perlu diciptakan, yaitu Value for Choice, Value for Involvement, dan Value for Knowledge.

Ketiga nilai tersebut jika berhasil ditanamkan pada diri pelanggan akan melahirkan rekomendasi. Kita perlu memastikan bahwa pelanggan tidak salah memilih produk dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sebagai rangkaian kegiatan, gathering ini juga mewisuda sejumlah alumni CPM (Certified Professional Marketer) Asia. CPM (Asia) adalah pengakuan tertinggi yang diberikan kepada para profesional pemasar yang telah mencapai tingkat kompetensi yang diakui terhadap pemahaman pemasaran di kawasan Asia, baik secara akademis maupun praktis.

CPM (Asia) adalah status yang diberikan oleh Asia Marketing Federation (AMF). Pemberian sertifikasi ini menunjukkan tingkat profesionalitas berdasarkan kompetensi dan pencapaian standar yang tinggi terhadap profesi pemasaran di Asia.

Editor: Sigit Kurniawan

Related