Ini adalah salah satu hal yang membuat sepakbola menjadi acara olahraga yang mengajak Anda menggigit kuku. Ya, adu penalti. Tapi apakah tendangan penalti benar-benar adil dan seberapa besar kemungkinan kiper berhasil memblokir tendangan dari jarak 9 meter itu?
Dengan bantuan statistik dan ekonom, Ignacio Palacios-Huerta, yang mempelajari lebih dari 11.000 tendangan penalti, menjelaskan mengapa penalti sangat tidak adil bagi para penjaga gawang. Lantas, apa yang bisa kita lakukan dengan itu?
Hanya 0,4 detik. Pada saat itulah Anda perlu berkedip. Ini juga tentang seberapa lama kiper harus beraksi terhadap tendangan penalti atau gagal mencoba. Dan tentu saja tidak cukup waktu bagi seorang kiper untuk bereaksi dan merespons. Jadi, kiper tidak bisa hanya mengandalkan kecepatan dan kelincahan mereka untuk menyelamatkan tendangan penalti. Sebaliknya, mereka harus menebak arah mana yang harus dilalui dan bergantung pada keberuntungan atau teori permainan (game theory).
Teori permainan adalah strategi populer di bidang ekonomi yang mana hasil dari situasi lebih bergantung pada seberapa baik Anda memprediksi tindakan lawan daripada bagaimana Anda melakukan aksi Anda sendiri. Jadi karena penjaga gawang tidak punya pilihan selain menebak, mereka lebih baik menebak secara logis daripada secara acak. Di situlah ekonom masuk.
Ignacio Palacios-Huerta pernah berkata, “Saya ingin tahu apa yang Anda lakukan dalam 80 tendangan penalti terakhir yang Anda hadapi? Apakah Anda memiliki prediksi? Apakah ia akan menedang dengn kaki kanan dibandingkan kaki kiri?
Pada tahun 2008 selama Final Liga Champions UEFA, teoriHuerta terbayar. Ketika laga Manchester United melawan Chelsea, permainan berlanjut ke drama adu penalti yang merupakan kesempatan sempurna bagi Chelsea untuk menggunakan saran Huerta dalam strategi mereka.
Bersama dengan beberapa petunjuk, Huerta telah memberikan wawasan kepada penjaga gawang, Chelsea tentang bintang Manchester United, Cristiano Ronaldo. Ronaldo hampir pasti akan menendang bola ke kanan jika dia berhenti di run-up. Dan saran itu berhasil. Ronaldo memang berhenti dan memang menendang bola ke kanan. Kiper Chelsea mengikuti saran Huerta dan membuat penyelamatan.
Namun, pada akhirnya, Manchester United memenangkan pertandingan. Akan tetapi, meskipun Chelsea kalah, jelas bahwa para ekonom dan ahli statistik dapat membantu tim ketika terkait penyelamatan tendangan penalti.
Karena jika tidak, itu adalah tebakan omong kosong untuk penjaga gawang. Pada tahun 2014 misalnya, FiveThirtyEight menghitung bahwa 72,5% penalti dalam sejarah Piala Dunia selalu berhasil masuk gawang. Untuk semua kompetisi di seluruh dunia, angkanya bahkan lebih tinggi lagi.
Ketika melihatnya secara lebih dekat, tidak mengherankan persentase itu terjadi. Pasalnya, manusia membutuhkan waktu respons sekitar 1/10 detik untuk menendang. Rata-rata pesepakbola menendang 70 mil per jam bola, yang berarti kiper bahkan tidak akan tahu arah bola sampai sekitar 25 meter. Artinya, kiper membutuhkan 0,5 hingga 0,7 detik untuk bereaksi dan meraih bola. Tetapi, siapa yang bisa meraih bola dalam waktu secepat itu?
Sekarang kiper dapat meningkatkan peluang jika mereka mulai bergerak sebelum bola bahkan ditendang, tetapi kiper masih harus menebak sisi kemana bola akan pergi. Jadi, jika waktu adalah musuh penjaga gawang, mungkin lokasi pinalti mesti digeser lebih jauh ke belakang.
Tapi untuk saat ini, para ekonom adalah sahabat terbaik dalam upaya menghentikan tendangan penalti. Dan ternyata, Huerta membantu salah satu tim di Piala Dunia 2018, meskipun dia tidak akan memberi tahu kita siapa tim itu.
Editor: Eko Adiwaluyo