Cina melaporkan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang melampaui ekspektasi. Hal itu seiring penjualan ritel bulan Desember 2022 yang lebih baik dari perkiraan.
Dilansir dari CNBC, Selasa (17/1/2023), Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) Cina tumbuh 3% pada tahun 2022. Realisasi itu lebih baik dari target 2,8% dalam jajak pendapat Reuters.
Angka pertumbuhan PDB memang meleset dari target resmi sekitar 5,5% yang ditetapkan pada Maret 2022. Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Cina rebound sebesar 8,4% dari realisasi 2020 yang hanya 2,2%.
BACA JUGA: Pengertian Ekonomi dan Indikator yang Meliputinya
Sementara itu, PDB kuartal keempat Cina melonjak 2,9%, melampaui ekspektasi dari jajak pendapat Reuters yang ditargetkan 1,8%. Kang Yi, direktur NBS menilai pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 3% relatif cepat, mengingat situasi yang tidak terduga dan berbeda dengan Jerman, Amerika Serikat (AS), serta Jepang.
Namun, dia mengingatkan situasi perdagangan global tidak optimal dan ekonomi dunia mungkin menghadapi stagflasi.
“Bisnis masih menghadapi banyak kesulitan dalam produksi dan operasi, inovasi ilmiah dan teknologi tidak cukup kuat, dan orang-orang masih memiliki kesulitan yang cukup besar dalam pekerjaan,” kata Kang.
BACA JUGA: Bank Dunia Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2023 Jadi 1,7%
“Kita masih perlu melakukan upaya keras untuk mendorong peningkatan ekonomi secara keseluruhan,” Kang melanjutkan.
Dia berharap sektor properti tidak menyeret pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 seperti yang terjadi di 2022. Bruce Pang, dari JLL berharap tahun ini, dukungan pasar properti dan kemampuan orang bergerak bebas akan membantu penjualan ritel pulih ke pertumbuhan 8% hingga kuartal keempat.
Penjualan ritel merosot jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan. Sektor tersebut turun 0,2% untuk tahun ini. Akan tetapi, penjualan ritel pada Desember 2022 anjlok 1,8% dari tahun lalu, lebih kecil dari perkiraan penurunan 8,6% yang diprediksi oleh jajak pendapat Reuters.
Pada tahun 2022, kota Shanghai di-lockdown selama sekitar dua bulan dalam upaya mengendalikan pandemi COVID-19. Kebijakan nol COVID-19 di Cina yang ketat membatasi perjalanan dan aktivitas bisnis di seluruh wilayah.
Otoritas setempat tiba-tiba melonggarkan sebagian besar kontrol pada awal Desember di tengah lonjakan infeksi lokal. Di sisi lain, banyak orang yang berencana melakukan perjalanan untuk Tahun Baru Imlek yang akan datang.
Kinerja industri memelesat 3,6% pada tahun 2022. Sementara itu, kinerja industri tumbuh 1,3% pada Desember 2022, jauh di atas 0,2% yang diprediksi dalam jajak pendapat Reuters.
Investasi aset tetap untuk tahun 2022 tumbuh 5,1%, sedikit di atas 5% yang diperkirakan Reuters. Selanjutnya, tingkat pengangguran di kota-kota mencapai 5,5% pada Desember 2022, sementara tingkat pengangguran angkatan muda berusia 16-24 tahun tetap tinggi mencapai 16,7%.
“Fondasi pemulihan ekonomi domestik tidak solid karena situasi internasional masih rumit dan parah, sementara tekanan tiga kali lipat domestik dari kontraksi permintaan, guncangan pasokan, dan ekspektasi yang melemah masih membayangi,” ujar NBS dalam laporannya.