Ekonomi Digital Tumbuh, Pemerintah Dorong Unicorn RI Terus Bertambah
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong perusahaan-perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau unicorn untuk semakin bertumbuh pada tahun 2022. Pasalnya, pada tahun depan diperkirakan ekonomi digital Tanah Air semakin bertumbuh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengungkapkan, potensi pertumbuhan unicorn semakin terbuka lebar ketika pemerintah terus menggencarkan program digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Ini dapat dimanfaatkan unicorn sebagai mitra dalam mengembangkan bisnis.
“Saat ini sudah ada decacorn (startup dengan valuasi US$ 10 miliar), kami mendorong agar unicorn-unicorn yang sudah ada dengan transformasi digital memungkinkan mereka untuk lebih bertumbuh. Hal ini sejalan dengan perkembangan ekonomi digital di Indonesia,” ujarnya dalam kegiatan Indonesia Smart City Conference 2021, Selasa (14/12/2021).
Johnny menyebut, ke depan, pemerintah akan terus memberikan pendamping terhadap startup yang potensial di Indonesia. Sehingga dapat melahirkan unicorn baru di semua bidang. Hingga sekarang, unicorn asli Indonesia jumlahnya ada delapan perusahaan.
Di sisi lain, dia mengaku optimisitis ekonomi digital Indonesia semakin menunjukkan tajinya mulai tahun 2022. Apalagi, pandemi COVID-19 memberikan keuntungan tersendiri dengan adanya akselerasi transformasi digital hampir di seluruh bisnis untuk mempertahankan usahanya.
“Ekonomi digital pasti bertumbuh dengan baik. Kita sudah punya infrastruktur digital dengan baik. Potensi digital ekonomi yang tinggi karena bergabungnya atau on boarding-nya UKM ke dalam digital ini akan mendorong peningkatan digital ekonomi yang lebih baik di tahun depan,” ujarnya.
Johnny menambahkan, ke depan pemerintah juga akan memberikan perhatian terhadap sumber daya manusia (SDM) atau talenta-talenta digital. Caranya dengan menjalin kerja sama universitas-universitas terkenal di negara lain seperti Singapura, China, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pelatihan secara berkelanjutan.
“Kami berharap ini dapat memberikan pemahaman terkait dengan digital policy yang memadai, sehingga bisa secara langsung memberikan penugasan-penugasan kepada berbagai kabupaten dan kota untuk membangun kota cerdas di Indonesia,” pungkasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo