PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) tengah melakukan persiapan groundbreaking pabrik terbarunya. Pabrik baru itu akan dibangun di Kawasan Industri Pupuk Fakfak, Papua Barat, yang diharapkan memainkan peran kunci dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Budi Wahju Soesilo, Direktur Utama Pupuk Kaltim mengungkapkan pembangunan ini masuk dalam golongan Proyek Strategis Negara (PSN).
“Pabrik Pupuk Fakfak ini merupakan bagian dari prioritas pengembangan pertanian modern di wilayah Timur yaitu di Papua,” kata Budi Wahju Soesilo dalam keterangan pers kepada Marketeers, Selasa (7/11/2023).
Ia menekankan pabrik ini nantinya ditargetkan tidak hanya memenuhi stok dalam negeri tapi juga untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Ia pun optimistis ke depannya dengan berjalannya proyek ini, akan ada pemberdayaan ekonomi dan masyarakat serta terjadinya pemerataan pembangunan khususnya di wilayah Indonesia Timur.
BACA JUGA: Konsisten Tekan Emisi, Pupuk Kaltim Perbarui Pabrik Amonia Tertua
Agar pembangunan ini bisa berjalan beriringan dengan masyarakat setempat, maka perusahaan pun mengawali pembangunan dengan menggelar prosesi adat. Menurutnya, gelaran prosesi adat ini merupakan manifestasi penghargaan Pupuk Kaltim terhadap hak-hak masyarakat hukum adat, sekaligus merupakan kesempatan untuk mendapatkan masukan dan dukungan yang kuat untuk pengembangan kawasan industri pupuk di Papua Barat.
Dalam rangkaian acara ini, Pupuk Kaltim memberikan sumbangan berupa satu ekor sapi, satu ekor kambing, dan satu babi kepada sembilan marga besar di wilayah tersebut. Dengan digelarnya prosesi ini, Pupuk Kaltim memasuki babak baru dalam perjalanan menuju pencapaian target pembangunan pabrik pada akhir tahun 2023.
BACA JUGA: Transfer Teknologi dan Keahlian, Begini Cerita Karyawan Isuzu di Pabrik Jepang
Pabrik Papua Barat Pupuk Kaltim sendiri akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825.000 ton per tahun untuk amonia. Dengan nilai investasi mencapai lebih dari US$ 1 miliar, perusahaan menargetkan proyek pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat terealisasi dalam waktu lima tahun ke depan.
“Sehingga pabrik ini dapat mendukung ketahanan pangan bagi Indonesia dengan penyediaan 4,5 hingga 5 juta ton atau pemenuhan sekitar 70 hingga 80 % kebutuhan pupuk urea nasional. Hal ini sejalan dengan prediksi akan kebutuhan urea yang mencapai 6 sampai 7 juta ton pada tahun 2030,” ucap dia.
BACA JUGA: Jadi Google Doodle, Mengenal Papeda sebagai Kuliner Khas Papua
Selain menyokong ketahanan pangan nasional, kehadiran pabrik baru Pupuk Kaltim di Fakfak ini juga diproyeksikan memberi kontribusi positif pada pendapatan negara lewat pajak penghasilan perorangan yang diperkirakan mencapai Rp 20 miliar per tahun. Tidak hanya pendapatan nasional, namun kehadiran Pupuk Kaltim nanti juga ditargetkan dapat berkontribusi terhadap pendapatan daerah senilai Rp 15 miliar per tahun.
Selama durasi pembangunan proyek, perusahaan juga memperkirakan penyerapan tenaga kerja ribuan orang saat masa puncak konstruksi. Dengan jumlah ini, perusahaan digadang dapat menjadi salah satu penggerak roda peningkatan kesejahteraan masyarakat serta agen pemerataan pembangunan khususnya di wilayah Indonesia Timur.
Editor: Ranto Rajagukguk