Eksperimen Twitter untuk Memerangi Online Bullying

marketeers article
Hong Kong, China July 23, 2011: Macro image of clicking the Twitter icon on an iPad screen

Perundungan daring (online bullying) menjadi perhatian banyak pihak. Termasuk media sosial yang menjadi tempat perundungan daring terjadi lebih banyak. Tidak heran, jika platform, seperti Instagram, Facebook, hingga Twitter terus berusaha mengembangkan sistemnya untuk mengurangi online abuse ini.

Dilansir dari Reuters, Twitter mengumumkan akan mencoba fitur barunya pada awal tahun 2020. Fitur ini akan memperbolehkan pengguna media sosial berlogo burung biru ini untuk memilih siapa yang dapat membalas cuitan mereka. Fitur ini disebut-sebut dapat membatasi kekerasan di platform daring.

“Kami ingin membantu pengguna untuk merasa aman saat berpartisipasi dalam obrolan-obrolan di Twitter. Sebab itu, kami hadirkan fitur yang dapat mengontrol obrolan yang mereka mulai,” kata Jack Dorsey, CEO Twitter.

Hadirnya fitur ini sekaligus memperkuat komitmen Twitter untuk menghadirkan obrolan publik yang sehat di platform daring. Apalagi, Jack telah berjanji akan kenyamanan berbicara di Twitter tanpa takut adanya serangan kata sejak tahun 2018.

Dalam fitur barunya ini, Twitter menjelaskan di konferensi teknologi CES 2020 di San Fransisco bahwa akan ada empat pengaturan berbeda. Pertama, pengaturan global yang berarti pengguna membebaskan semua orang dapat membalas cuitannya. Kedua, grup yang membatasi balasan hanya dari pengikut atau menyebut username pengguna. Ketiga adalah panel di mana hanya orang yang disebutkan di dalam tweet yang bisa membalas. Keempat adalah pernyataan yang mengizinkan pengguna untuk menutup akses balasan dari semua orang.

Sebelumnya, Twitter telah menghadirkan ragam fitur untuk mengurangi perundungan daring. Pada tahun 2019, platform ini mengizinkan penggunanya untuk menyaring jawaban dari cuitan mereka dengan cara menyembunykan jawaban yang dianggap mengandung kekerasan atau menimbulkan dampak buruk.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related