
Berbekal dari kegigihan dan tekad yang bulat, Ade Eka Saputra memutuskan untuk menjadi wirausahawan dan meninggalkan profesinya sebagai salah satu bank plat merah di Indonesia. Dengan bermodalkan sedikit pengetahuan dan kesigapan, Ade mendirikan Elang Futsal. Saat ini pengusaha yang berdomisili di Pekanbaru ini pun telah memiliki setidaknya tiga lapangan futsal.
Simaklah kisah Ade, yang mungkin saja bisa menginspirasi Anda yang masih ragu-ragu untuk menjadi seorang entrepreneur. Kisah ini dibagikannya dalam rangka Marketeers Youth Start Up Icon 2013:
Mengapa Anda memutuskan untuk menjadi wirausahawan?
Pada tahun 2010, saya masih seorang pegawai di salah satu Bank BUMN, yakni Bank BNI. Kegalauan menghinggapi saya dan merasa penghasilan sebagai pegawai bank pun tidak bisa diandalkan untuk menghidupi saya dan keluarga. Padahal saya telah bekerja sejak tahun 2002.
Namun kesadaran untuk berwirausaha telah saya pupuk sejak kecil, dan saya dapatkan dari orang tua. Ketika SD, saya berjualan kue keliling di kompleks dekat rumah. Ketika SMP dan SMA, saya berjualan gorengan keliling di pelabuhan Pekanbaru dan membuat serta menjual kerajinan tangan. Selanjutnya di masa kuliah, saya berjualan VCD di kampus. Semua saya lalui karena memang dorongan kebutuhan agar bisa bersekolah.
Karir saya sebagai seorang pegawai pun tak kalah baik dengan pegawai lainnya hingga akhirnya saya dipromosikan sebagai seorang OFFICER dan harus training selama 1 tahun di Jakarta pada tahun 2008. Pada tahun 2009 saya pindah kembali ke Pekanbaru dengan posisi seorang Analis Perkreditan, yang mengharuskan saya dekat dengan pengusaha-pengusaha.
Hal ini justru membuat saya menjadi gundah, dimana saya melihat banyak sekali ragam usaha nasabah, namun tak satu usahapun saya geluti.
Lantas bagaimana latar belakang dari bisnis yang Anda dirikan?
Sambil menjadi seorang analis kredit, saya mulai aktif mengikuti berbagai pendidikan motivasi dan seminar seminar kewirausahaan yang diselenggarakan di Pekanbaru. Sampai akhirnya saya menganalisa sebuah usaha nasabah yakni lapangan futsal. Saya melihat peluang ini dan mulai belajar dari nasabah tersebut.
Dengan bekal semangat dan tekad, pada tahun 2011, saya mulai memiliki impian besar untuk memiliki usaha lapangan futsal. Akhirnya muncullah sebuah peluang di mana saya menemukan tanah kosong di tengah kota yang sudah habis kontraknya.
Saya langsung action, melakukan negosiasi dengan pemilik tanah untuk sewa selama 10 tahun dan sewa harus dibayar 2 tahun sekaligus Rp 84 juta. Setelah negosiasi barulah saya sadar ternyata saya tidak punya uang sama sekali untuk modal. Setelah diskusi dengan istri, maka baru saya punya ide untuk menjual mobil sederhana kami senilai Rp 60 juta yang saya jadikan untuk modal DP membeli bahan bangunan. Dengan modal jaringan dan komunikasi dengan supplier, singkat cerita bahan bangunan awal dapat saya peroleh dengan hutang.
Informasi saya membuat lapangan futsal ternyata terdengar oleh pimpinan kantor bank tempat saya bekerja. Setelah berkunjung ke lokasi proyek, sang pimpinan justru menawarkan pinjaman untuk membangun Lapangan Futsal sampai selesai. Singkat cerita seluruh hutang dan biaya sewa dapat dilunasi.
Tahun berikutnya (2012) saya membangun lapangan futsal ke 2 dimana lokasi ini tidak lagi menyewa, namun dibeli dengan pembiayaan bank. Pada tahun 2013, saya membangun lapangan ke 3. Mudahnya saya mendapat pembiayaan bank karena saya mengetahui point-point yang menjadi pertimbangan pemberian kredit di antaranya pembiayaan yang lancar, administrasi yang baik, lokasi usaha yang strategis, omzet yang bagus, dan lain-lain. Setelah membuat proyek ke 2 (tahun 2012) saya mulai memberanikan diri keluar dari posisi nyaman sebagai pegawai Bank. Meskipun mendapat tantangan dari orang tua, namun saya bisa meyakinkan bahwa tindakan saya ini sudah saya pikirkan dengan matang
Apa yang telah Anda lakukan dalam mengangkat perekonomian daerah Anda?
Menjadi pengusaha ternyata luar biasa nikmatnya. Dengan menjadi pengusaha, saya bisa mempekerjakan banyak orang, terutama masyarakat setempat sehingga bisa mengurangi pengangguran.
Selain itu dengan keberhasilan membuat 3 lapangan futsal dalam waktu 2 tahun dengan nilai asset -/+ Rp 6 miliar, saya sering diminta untuk melakukan testimoni pada seminar-seminar yang dulunya sering saya ikuti. Saya juga menggelar workshop kewirausahaan dan diskusi bisnis untuk pengusaha pemula di kantor, yang berlokasi di Elang Futsal Ahmad Yani.
Apa motivasi Anda dalam mengikuti kontes ini, dan kenapa Anda layak disebut sebagai ikon wirausaha muda di dunia startup dari kota Anda?
Motivasi saya untuk mengikuti kontes ini terutama untuk menambah ilmu pengetahuan, bisnis maupun marketing. Saya juga ingin berperan lebih dalam dunia wirausaha di Pekanbaru dan Nasional. Saya merasa layak dijadikan ikon wirausaha muda di Pekanbaru karena usaha ini telah mendapatkan pencapaian yang luar bisa. Saya pun tidak menduga bisa melakukannya. Saya berharap juga bisa memotivasi masyarakat yang ingin berwirausaha, namun takut memulainya, terutama para karyawan yang sudah dalam posisi nyaman.