Tesla, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) mencatatkan penurunan saham lebih dari 12% pada perdagangan, Kamis (25/1/2024) waktu setempat. Hal itu menyusul komentar CEO Tesla Elon Musk tentang pertumbuhan penjualan yang lambat untuk tahun 2024.
Dilansir dari Reuters, Jumat (26/1/2024), pelemahan permintaan turut membuat Tesla menurunkan harga jual produknya sehingga menekan margin usaha. Di sisi lain, persaingan dengan produsen mobil listrik Cina membuat bisnis Tesla kian terancam.
Musk mengatakan pertumbuhan bisnis akan lebih rendah seiring fokus Tesla memproduksi mobil listrik generasi berikutnya yang lebih terjangkau di pabrik Texas pada paruh kedua tahun 2025. Hal itu diharapkan bisa memacu lonjakan pengiriman mobil Tesla berikutnya.
BACA JUGA: Tesla Bakal Produksi Mobil Listrik Murah, Target Produksi Tahun 2025
Namun, dia menuturkan produksi model baru akan menantang karena membutuhkan teknologi mutakhir. Saham Tesla mengalami penurunan persentase intraday paling tajam dalam lebih dari satu tahun terakhir dengan nilai pasar perusahaan anjlok US$ 80 miliar.
Untuk bulan ini, penurunan nilai kapitalisasi pasar Tesla mencapai US$ 210 miliar.
“Informasi mengenai Tesla sejauh ini bisa dikatakan makin buruk,” kata analis TD Cowen, yang mencatat pendapatan dan laba kuartal IV 2023 Tesla di bawah ekspektasi.
BACA JUGA: Fasilitas Isi Ulang Baterai Tesla di AS Diakusisi British Petroleum
Saham produsen mobil listrik lainnya juga turun, dengan Rivian Automotive Inc, Lucid Group, dan Fikser anjlok antara 4,7% dan 8,8%.
“Masalah bagi Tesla adalah setiap upaya signifikan untuk meningkatkan penjualan dari sekarang kemungkinan besar harus dicapai dengan biaya penurunan margin operasional, karena harus bersaing dengan BYD Cina,” kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets.
Sebanyak sembilan sekuritas menurunkan peringkat saham Tesla, sementara tujuh lainnya sebaliknya. Mayoritas rekomendasi peringkat untuk saham perusahaan adalah hold dengan target harga rata-rata US$ 225, atau 23% lebih tinggi dari banderol penutupan saham US$ 182,63 pada Kamis (25/1/2024).
BACA JUGA: Berkat Program Berhadiah Tesla, Jumlah DPK Danamon Meningkat
Berdasarkan data LSEG, saham Tesla diperdagangkan hampir 60 kali lipat dari estimasi pendapatan 12 bulan ke depan. Hal ini memberikan valuasi yang lebih tinggi dibandingkan saham-saham “Magnificent Seven” lain, yang mencakup Apple, Microsoft, dan Nvidia.
Sejumlah analis menyatakan valuasi bisa menjadi sulit untuk dibenarkan jika pertumbuhan penjualan dan margin Tesla makin melemah.
“Tesla makin terlihat seperti perusahaan otomotif tradisional,” kata analis Bernstein Toni Sacconaghi.
Editor: Ranto Rajagukguk