Elon Musk menyebut tawarannya tidak akan dilanjutkan sampai Twitter menunjukkan jumlah akun palsu, spam, bot kurang dari 5% dari total pengguna. Sebelumnya, Musk berkata bahwa seharusnya ia mendapat harga “diskon” di bawah harga penawarannya yakni Rp 644 triliun, karena jumlah akun spam, bot, palsu yang dimiliki Twitter.
“Penawaran saya didasarkan pada keakuratan pengajuan SEC (Securities and Exchange Commissions) Twitter. Kemarin, CEO Twitter secara terbuka menolak untuk menunjukkan bukti <5% (akun spam, palsu, dan bot). Kesepakatan ini tidak dapat dilanjutkan sampai dia melakukannya,” kata Musk dikutip dari Reuters, Selasa (17/5/2022).
Beberapa jam kemudian, Twitter mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan kesepakatan dengan harga dan persyaratan yang disepakati “secepat mungkin.”
Di sisi lain, saham Twitter turun sekitar 3% menjadi US$ 36,31 atau Rp 531 ribuan, lebih rendah dari harganya pada hari sebelum Musk mengungkapkan saham Twitter-nya. Hal ini menimbulkan keraguan apakah Elon Musk akan melanjutkan penawarannya sebesar US$ 54,20 atau senilai Rp 793 ribuanan per saham.
Setelah menunda penawarannya minggu lalu sambil menunggu informasi tentang akun spam, Elon Musk mengatakan bahwa dia menduga akun tersebut setidaknya 20% dari pengguna dibandingkan dengan perkiraan resmi Twitter sebesar 5%.
Chief Executive Twitter Parag Agrawal mengunggah tweet pada Senin bahwa perkiraan internal akun spam di platform media sosial untuk empat kuartal terakhir “jauh di bawah 5%,” untuk menanggapi kritik Elon Musk terhadap penanganan perusahaan atas akun palsu.
Elon Musk menanggapi pembelaan Agrawal. “Jadi, bagaimana pengiklan tahu apa yang mereka dapatkan dari uang mereka? Ini fundamental bagi kesehatan finansial Twitter,” tulisnya.
Musk pada Jumat mengatakan bahwa kesepakatan tunai Rp 644 triliun untuk menjadikan perusahaan itu pribadi “sementara ditahan” sementara dia menunggu data tentang proporsi akun palsunya. Musk juga mengungah tweet pada Minggu bahwa dia belum melihat analisis “apa pun” yang menunjukkan bahwa perusahaan media sosial memiliki akun palsu kurang dari 5%.
Dia kemudian mengatakan bahwa ada kemungkinan lebih dari 90% pengguna aktif harian. Twitter menyebut bahwa kesepakatan keduanya harusnya selesai pada akhir tahun 2022. Sebelumnya, tim legal dari Twitter juga menyebut Musk melanggar perjanjian kerahasiaan terkait jumlah sampel yang digunakan Twitter untuk menganalisis jumlah akun spam, bot, dan palsu.