Empat Permasalahan Keuangan yang Kerap Hantui UKM Indonesia

marketeers article
30746339 savings, finances, economy and home concept close up of man with calculator counting money and making notes at home

Masalah keuangan merupakan masalah yang jamak dialami oleh para pemain Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM). Mereka, mungkin termasuk Anda, berani memulai sebuah bisnis tapi merasa kewalahan di tengah jalan karena keuangannya mulai seret. Pengeluaran dan pemasukan mulai timpang. Biasanya, pelaku UKM mulai ragu dan pesimistis. Namun, sebagai entrepreneur, hal ini tak boleh terjadi. Anda harus tetap optimistis.

Anda perlu memahami, keuangan adalah urat nadi bagi semua bisnis. Sebab itu, harus dijaga agar bisnis tetap hidup. Sebagai seorang entrepreneur, Anda perlu belajar manajemen keuangan.

Persoalan pertama yang sering menjadi bahan “curhat” para pelaku UKM adalah permodalan. Soal ini, Anda tak usah khawatir berlebihan. Pasalnya, pemerintah dan swasta menaruh perhatian besar soal ini. Pemerintah, misalnya, telah meluncurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Melalui mitra koperasi dan UKM, pemerintah berupaya menurunkan bunga KUR dari semula 9% menjadi sebesar 7% efektif per tahun.

Demikian juga Kementerian Keuangan melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang memberikan kredit bagi usaha mikro melalui tiga BUMN dengan maksimum pinjaman mencapai Rp 10 juta. “Cara ini diharapkan dapat menumbuhkan dan mendukung keinginan dari masyarakat yang ingin membuka usaha,” tutur Asisten Deputi Penyuluhan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Republik Indonesia Bagus Rachman.

Persoalan kedua yang sering terjadi adalah mentang-mentang usaha sendiri, sering mencampuradukkan keuangan bisnis dengan keuangan keluarga. Akibatnya, cashflow sering kacau karena tak ada batasan jelas dalam pemanfaatan keuangan. Sebab itu, saat mulai usaha, Anda harus tegas memisahkan keuangan keluarga dengan bisnis.

Persoalan ketiga adalah tak ada pencatatan keuangan yang baik dan aman. Banyak UKM bisa kita temui yang masih lemah dalam hal pencatatan keuangan. Tidak sedikit dari mereka mencatat secara manual di kertas. Bahkan, hanya mengingatnya di pikiran mereka.

Pencatatan di kertas sebenarnya tidak masalah, asalkan pencatatan dilakukan secara benar dan sesuai kaidah sederhana catatan cashflow (arus kas) suatu usaha. Sebab itu, mulailah melakukan pencatatan dan pembukuan secara aman. Anda bisa memanfaatkan berbagai macam perangkat atau gawai yang juga menyediakan aneka aplikasi atau software keuangan.

Persoalan keempat adalah pengelolaan utang. Anda jangan alergi dengan utang. Utang pada masanya sangat berguna ketika Anda benar-benar membutuhkan suntikan modal untuk menjalankan atau mengembangkan bisnis. Tapi, agar Anda tak terjebak pada utang berkelanjutan, Anda harus merencanakan sedemikian rupa.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related