Empat Resep Grab Agar Menjadi Startup Decacorn

marketeers article
CHIANG MAI, THAILAND August 03,2018: Woman holding Apple iPhone 6S Rose Gold with Grab apps on screen. Grab is smartphone app all-in-one transport booking in South-East Asia.

Dinamisnya konsumen dan lanskap bisnis di dalamnya, membuat strategi yang jitu sulit untuk dibakukan untuk para startup hari ini. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk mencontoh dan belajar dari perjalanan perusahaan yang sudah besar lebih dulu. Grab misalnya.

Startup asal Malaysia yang kini menyandang status decacorn ini, terbilang sukses di pasar Asia Tenggara dan Indonesia. Di Tanah Air, Grab Indonesia berpegangan pada lima hal untuk membesarkan bisnisnya. Apa saja?

1. Going beyond decacorn

Siapa bilang hidup startup berstatus decacorn itu nyaman? Hal tersebut dipertanyakan oleh Ridzki Kramadibrata, President Grab Indonesia. Menurutnya, menjalankan startup yang sudah sangat besar tidak menjanjikan Anda hidup yang nyaman.

“Tidak jarang, ia dan tim harus bekerja dengan waktu yang fleksibel. Fleksibel ini pun condong diartikan kepada 24 jam,” ujar Ridzki di ajang Selular Congress 2019 di Hotel Grand Sheraton Jakarta, Senin (15/7/2019)

Selama itu, mereka dituntut untuk terus berinovasi menggali peluang. Di sini, Ridzki mengajak para pegiat startup untuk terus mencari peluang usaha yang bisa digali dari mana saja.

2. Focus on your customer & stakeholder

Selain terus menggali peluang, penting bagi para startup untuk fokus terhadap konsumen dan para stakeholder mereka. Anda harus memetakan dengan tepat, siapa saja orang-orang tersebut. Setelah itu, Anda harus mendesain produk dan layanan yang bersahabat dengan mereka.

Bukan berarti harus berlomba untuk menjadi yang paling canggih. Namun memberikan solusi dan mudah digunakan. Ridzki pun berpesan agar kita semua harus belajar untuk melihat konsumen setiap waktu.

3. Ensure a great working culture

Kultur di dalam perusahaan perannya sangat penting untuk men-deliver value-value yang perusahaan miliki. Ketika tim tidak bekerja dengan ramah, sulit menerima perbedaan, tidak dinamis, maka startup akan sulit untuk hidup dengan umur yang panjang.

“Penting bagi startup untuk membangun tim yang berpandangan sebagai agent of chance. Semua tim adalah agen perubahan bagi perusahaan. Apa pun yang dilakukan anggotanya, akan memengaruhi gerak langkah dan nasib perusahaan,” ujarnya.

Hal ini juga dibangun oleh Grab dengan baik. Bahkan, Ridzki bercerita bahwa banyak talenta yang ingin bergabung dengan Grab lantaran melihat kultur di dalamnya. Meski saat itu, Grab masih kecil.

4. Work and share others

Dalam hal ini, Grab sangat memandang pentinf sebuah partnership. Mungkin sebagai pemain kecil, sulit bagi kita untuk berpartner dengan pemain besar. Untuk itu, kita harus berjuang sama kuatnya seperti kita membangun aplikasi untuk berpartner dengan partner yang lebih besar.

Begitu juga ketika sudah besar. Jangan pernah tinggi hati untuk tidak mau berpartner dengan mereka yang lebih kecil. Nama-nama seperti Tokopedia, OVO, HappyFresh, Hooq, Kudo, Booking.com adalah beberapa partner strategis dari Grab. Bagi mereka, partnership adalah elemen kunci kesuksesan sebuah startup.

“Sekali lagi, tidak ada rumus pasti untuk membangun startup agar menjadi sukses. Anda harus mencari DNA dari perusahaan Anda sendiri dan membesarkannya,” tutup Ridzki.

Editor: Sigit Kurniawan

Related