Empat Solusi Schneider Hadapi Krisis Pangan di Masa Depan

marketeers article

Organisasi pangan Perserikatan Bangsa-bangsa FAO memprediksi dalam jangka panjang tantangan industri makanan dan minuman adalah memastikan ketersediaan pasokan makanan dan minuman. Diperkirakan pelaku industri makanan dan minuman harus meningkatkan produksi hingga 70% untuk mengantisipasi lonjakan populasi pada tahun 2050 yang mencapai sembilan miliar jiwa. Hal ini membuat industri makanan dan minuman perlu lebih efektif dan akurat dalam proses produksinya.

Ada beberapa tantangan dalam industri makanan dan minuman. Di antaranya adalah konsumen kelas menengah yang semakin menuntut produk yang sehat dan ramah lingkungan. Disrupsi digital yang mengubah interaksi konsumen terhadap produk. Persaingan harga, standar regulasi keamanan pangan dunia yang semakin tinggi termasuk pengawasan terhadap kualitas produk, dan jaringan distribusi.

Schneider Electric mengungkapkan empat area penting bagi industri makanan dan minuman dalam menghadapi tantangan tersebut. Empat area tersebut adalah Smart Manufacturing, Smart Facilities, Smart Food Safety, dan Smart Supply Chain.

Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia mengajak pelaku industri makanan dan minuman di Indonesia untuk segera mengambil langkah berani dalam melakukan digitalisasi. Transformasi digital dapat dilakukan secara bertahap dan menggunakan solusi dengan platform terbuka.

Tidak hanya itu, Schneider juga meluncurkan EcoStruxure Augmented Operators Advisor, EcoStruxure Machine Advisor, dan EcoStruxure Asset Advisor yang memungkinkan produsen makanan dan minuman untuk meningkatkan performa dan produktivitas mesin, mempercepat waktu maintenance, meminimalisir human error serta  menekan biaya perawatan mesin. EcoStruxure memungkinkan pengurangan biaya energi hingga 60%, dan pengurangan hingga 30%  pada biaya operasional.

“Schneider Electric melalui solusi EcoStruxure mengintegrasikan berbagai bidang keahlian (otomasi, mesin, bangunan, TI) dalam arsitektur tanpa batas dan mengubah informasi yang dikumpulkan dari mana saja dalam rantai pasok menjadi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti untuk keseluruhan aktivitasi operasional,” Ungkap Xavier.

Saat ini, EcoStruxure telah digunakan oleh sekitar 200 produsen makanan dan minuman di Indonesia antara lain bergerak di industri pengolahan kopi, produsen susu, produsen air minum kemasan, produsen gula, rokok, dan produk konsumen.

Sepanjang tahun 2018, industri makanan dan minuman tumbuh 7,91% atau mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17%.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related