Riset dari Kantar Millward Brown menilai bahwa konsumen merasa terbebani oleh iklan dari berbagai sudut sementara brand berjuang untuk memaksimalkan format dan channel iklan agar bisa menjangkau konsumen dengan sebaik mungkin. Dari riset tersebut juga ditemukan bahwa orang Indonesia merasa dibombardir oleh iklan.
Hal ini menyebabkan brand yang ingin mendapatkan perhatian di tengah banyaknya iklan-iklan yang ada perlu fokus dalam memberikan iklan berkualitas yang relevan terhadap konsumen dan terintegrasi dengan baik pada channel yang digunakan. “Perlu dicatat bahwa beberapa brand di Indonesia masih menghindari investasi digital dan senantiasa fokus pada channel tradisional,” tambah Kelvin Gin, Executive Director Kantar Millward Brown di Indonesia.
Baginya, pendekatan ini dapat memberikan hasil. Namun, untuk benar-benar memaksimalkan sinergi dan mendapatkan pengembalian investasi terbaik, brand perlu merancang strategi multimedia terintegrasi yang bekerja secara holistik untuk terhubung dengan konsumen di berbagai channel.
Berdasarkan AdReaction: The Art of Integration, studi baru dari Kantar Millward Brown, setidaknya ada beberapa tips bagi para brand dalam menerapkan ragam strategi multichannel marketing.
Mengintegrasikan lebih banyak isyarat kampanye:
Kampanye terintegrasi 31% lebih efektif dalam membangun brand, bahkan tanpa penyesuaian apapun, namun masih terdapat satu dari empat kampanye yang dianalisa tidak terintegrasi dengan baik. Semakin banyak isyarat yang digunakan, akan semakin baik. Konsumer mengharapkan kampanye multichannel untuk memberikan elemen penghubung dasar seperti logo dan slogan yang sama. Namun, penelitian menunjukkan bahwa karakter yang konsisten merupakan isyarat individu yang paling membantu brand. Kombinasi sinergi yang paling kuat secara keseluruhan merupakan antara TV dan Facebook, dan TV dan outdoor.
Dimulai dengan ide kampanye yang kuat:
Ide merupakan komponen yang paling penting dari sebuah kampanye. Kampanye yang baik memerlukan gagasan yang kuat sebagai jaringan penghubung atas semua konten, dan konten terintegrasi perlu memasukan gagasan tersebut. Kampanye dengan gagasan sentral yang kuat bekerja lebih baik di semua brand KPI, terutama brand image associations, dan juga pada semua channel.
Invest hanya di channel yang memiliki peran yang jelas dalam kampanye:
Brand perlu memilih channel dengan bijak. Penting juga untuk memahami apa yang masing-masing saluran dapat berikan dalam hal dampak dan biaya. Sebagai contoh, iklan online hemat biaya dalam memperluas jangkauan.. Namun, sikap konsumen lebih positif terhadap media tradisional dibanding iklan online.
Sesuaikan konten untuk setiap channel:
Ada titik efektif di antara integrasi dan penyesuaian. Kampanya terintegrasi yang kuat harus cukup fleksibel untuk memungkinkan konten baru yang saling melengkapi namun juga cukup familiar untuk menghubungkan elemen utama kampanye secara bersamaan.
Editor: Eko Adiwaluyo