Empat Tarian Indonesia Siap Berkompetisi di Tingkat Dunia

marketeers article

Memasarkan budaya Indonesia di tingkat dunia bisa melalui beragam cara. Salah satunya dengan mengikuti kompetisi antarnegara – khususnya dalam unjuk produk budaya masing-masing negara.

Pada Juli mendatang, tepatnya 3-8 Juli 2018, empat tarian Indonesia akan disertakan dalam kontes dunia di Wales, Inggris. Keempatnya adalah Tari Kipah dari Aceh, Tari Belibis dari Bali, Tari Muda Mudi dari Papua, dan Tari Nagekeo Bangkit dari Flores- Nusa Tenggara Timur.  Tarian ini akan dibawakan oleh tim misi budaya Al-Izhar Pondok Labu Jakarta, yang didukung oleh Kementerian Pariwisatadalam ajang Llagollen International Musical Eisteddfod.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti mengatakan dipilihnya empat tarian ini untuk dilombakan bukan tanpa alasan. Apalagi, ajang festival budaya ini akan diikuti lebih dari 5.000 penyanyi, penari, dan pemusik dari sekitar 50 negara.

“Untuk berkompetisi di tingkat global, tim Al-Izhar sudah mempersiapkan semuanya sesuai standar global. Tim ini sudah terkurasi dengan baik, dari kostumnya, koreografinya, musiknya, dan kerja sama dalam penampilan di event nanti,” kata Guntur Sakti seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenpar.

Untuk kategori tari tradisional pihak Llagollen International Musical Eisteddfod memberikan sejumlah ketentuan antara lain orisinalitas, koreografi tidak boleh jauh dari budaya asli, serta ada lagu yang dinyanyikan oleh penari.

Tari Kipah dari Aceh yang menggambarkan kerja sama dalam masyarakat ini, memiliki gerakan dinamis serta menggunakan kipas sebagai properti untuk menghasilkan suara-suara unik dalam penampilannya. Tari Belibis dari Bali mengisahkan Prabu Angling Drama yang dikutuk menjadi burung Belibis. Tarian Belibis menampilkan gerakan yang dinamis dan harmonis dengan gamelan sebagai pengiring.

Tarian Muda-Mudi Papua yang menjadi salah satu unggulan dalam festival nanti merupakan tarian kelompok yang menggambarkan persahabatan, khususnya di kalangan remaja laki-laki dan perempuan. Tarian Nagekeo Bangkit dari Flores NTT menampilkan gerakan feminin dan dinamis, serta menceritakan tentang solidaritas dan persatuan.

Penata tari dari Sanggar Gema Citra Nusantara, Mira Arismunandar mengatakan pemilihan lima tarian ini berdasarkan riset dan konsultasi sebelumnya dengan para pakar. “Tarian ini dibuat tidak dikarang atau dibuat asal-asalan. Sebelum diajarkan kepada para siswa Al-Izhar, kami melakukan riset terlebih dahulu dan mengkonsultasikan gerakan bersama pakarnya,” ujar Mira Arismunandar.

Direktur Utama Al Izhar, Aniyani Arifin menjelaskan keberangkatan tim yang terdiri dari siswa ini ke festival budaya antarbangsa Llagollen International Musical Eisteddfod bukan hanya untuk berlomba tetapi juga merupakan penanaman kecintaan terhadap budaya nusantara.  “Lewat pegelaran tari tersebut, siswa-siswi akan membawa harum nama Indonesia ke luar,” pungkas Arniyani.

    Related

    award
    SPSAwArDS