Enam Tahapan Lakukan Agile Marketing

marketeers article
Scrum board concept with human hands sticking colorful papers and writing tasks on blue board isolated on white background. Agile methodology to manage business project in flat vector illustration.

Saat ini konsep agile sering digaungkan oleh banyak perusahaan. Tidak hanya kalangan startup, korporasi besar pun sudah banyak yang mulai menjalankan konsep agile.

Konsep agile datang dari startup, hampir semua sektor sekarang alami percepatan tersebut. Kini, dalam marketing pun umum digunakan istilah agile marketing. Hal ini mulai ramai disebabkan dalam beberapa industri mengalami shortened product lifecyle. Khususnya di kategori produk gadget, elektronik, pakaian, dan otomotif.

Menurut Iwan Setiawan selaku CEO MarkPlus, Inc dan juga penulis buku Marketing 5.0 bersama Phillip Kotler dan Hermawan Kartajaya, saat ini ada perilaku yang dinamakan hedonic treadmill. Hal ini mengacu pada perasaan manusia yang tidak akan bertahan lama bila mengalami perasaan sedih atau senang.

“Semisal ada satu individu yang suka sama satu produk. Dan dalam 2-3 bulan perasaan dia akan kembali normal ke produk tersebut. Hal yang sama terjadi kalau kita merasa kecewa dengan brand tersebut. Ini alasan kenapa manusia tidak pernah puas,” ujar Iwan.

Oleh sebabnya, konsep agile marketing makin diperlukan dalam era sekarang. Setidaknya ada enam kerangka kerja dalam pelaksanaan agile marketing.

  • Real-Time Analytics

Dalam kerangka yang pertama ini, perusahaan harus mengetahui apa output yang ingin dicapai. Lakukan identifikasi pada peluang dan melakukan validasi dari dampak yang diberikan.

  • Decentralized Teams

Pada tahapan kedua ini, adlaah membagikan tim dalam skala yang kecil dengan fokus pekerjaan yang lebih detil. Fokus ini dipersempit dengan memberikan tugas yang spesifik diikuti dengan timeline waktu yang diinginkan.

  • Flexible Product Platform

Dalam hal ini perusahaan bisa melakukan modifikasi produk. Agile tidak harus selalu membuat produk yang baru. Namun bisa juga dengan melakukan modifikasi dari platform yang sudah ada. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya produksi. Satu contoh, ada pada industri otomotif yang kerap melakukan modfikasi produk yang berawalkan produk yang lampau.

  • Concurrent Process

Ketika melakukan agile marketing harus dipastikan bahwa semua tim berjalan seiringan dan bersama-sama. Dalam artian ketika inisiatif dimulai maka semua tim mulai berkerja secara paralel.

  • Rapid Experimentation

Pada tahapan ini perusahaan diharuskan untuk melakukan eksperimen dengan cepat. Dalam artian produk tidak harus tampil sempurna, yang terpenting adalah meluncurkannya terlebih dahulu. Kalau menunggu hingga sempurna maka akan terlalu lama untuk diluncurkan. Namun, perlu diingat bahwa tidak sempurna bukan berarti tidak bisa diperbaiki. Meskipun sudah diluncurkan jangan malas untuk melakukan improvisasi sesuai dengan feedback dari pengguna dan konsumen.

  • Open Innovation

Era sekarang perusahaan dituntut untuk bisa berinovasi. Nah, era sekarang juga perlu dipahami bahwa inovasi tidak harus selalu datang dari dalam perusahaan. Inovasi bisa datang dari mana saja. Salah satu hal yang umum dilakukan saat ini adalah melakukan kokreasi dan kontes ide bersama-sama dengan para pengguna.

Related

award
SPSAwArDS