Istilah new normal tidak hanya berlaku pada perubahan perilaku kerja dan cara hidup masyarakat. Tapi juga mempengaruhi cara konsumsi camilan. Selama pandemi di mana waktu luang yang tersedia menjadi lebih banyak karena harus tinggal di rumah, pola konsumsi masyarakat berubah, salah satunya camilan.
Perusahaan FMCG global Mondele International meluncurkan survei tahunan The State of Snacking 2020. Survei yang menganalisa kebiasaan, wawasan, dan tren nyamil konsumen di 12 negara dunia.
The State of Snacking 2020 mengungkapkan ada enam kebiasaan nyamil yang terjadi selama pandemi. Di antaranya:
Pandemi COVID-19 meningkatkan kebutuhan camilan harian
The State of Snacking 2020 memperlihatkan orang Indonesia mengalami peningkatan nyamil lebih tinggi dari rata-rata global, hingga 60%. Orang Indonesia rata-rata mengonsumsi tiga kali makanan ringan per hari. Nyamil juga dianggap menjadi hal yang sangat penting selaman pandemi. 64% responden orang Indonesia menyetujui hal ini.
Yang unik dari kebiasaan nyamil orang Indonesia adalah menggunakan camilan untuk bersosialiasi. Camilan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sosiologis, tapi juga menjadi kekuatan sosiologis dalam membangun konektivitas dan membantu mengendalikan suasana hati.
Jadwal nyamil menjadi lebih spontan dan bervariatif
Selama pandemi, kondisi yang tidak menentu membuat stres bisa datang tiba-tiba. Di saat yang sama, camilan kerap menjadi hal untuk meredakan stres. Tidak hanya itu, rasa bosan juga menjadi alasan lain untuk mengonsumsi camilan. Sehingga, jadwal nyamil cenderung tidak terkontrol selama pandemi.
Mondelez mengungkapkan 60% responden menyetujui jadwal nyamil mereka menjadi lebih tidak terencana. 71% responden mengatakan camilan sebagai comfort food, lebih tinggi dari tahun 2019 yang hanya 64%.
Camilan sebagai sumber kebahagiaan
84% responden menyatakan camilan merupakan salah satu sumber kebahagiaan. 81% merasa camilan bisa memberikan semangat untuk menjalani hari.
Dari sisi orang tua, camilan menjadi senjata ampuh untuk menghibur anak-anaknya selama di rumah saja. 94% orang tua memberikan camilan kepada anak untuk meningkatkan mood mereka. Bahkan 77% responden mengaku menjadikan kebiasaan nyamil sebagai tradisi baru untuk kumpul keluarga.
Konsumen menjadi lebih bijak dalam nyamil
Meskipun konsumsi camilan meningkat, The State of Snacking 2020 memperlihatkan peningkatan kesadaran konsumen untuk nyamil bijak. 66% responden mengaku menikmati camilan dengan lebih fokus. 75% konsumen lebih menyadari untuk mencari camilan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Bahkan, mereka juga mengaku lebih menikmati dan memahami camilan yang dikonsumsi.
Pergeseran pembelian camilan dari luring ke daring
Pemanfaatan kanal daring untuk berbelanja nyatanya juga terjadi untuk produk camilan. Pada tahun 2020, Mondelez mencatat jumlah transaksi camilan daring meningkat 33%. Dari sisi responden pun mengatakan mereka lebih nyaman dan aman dengan memberi camilan secara daring.
Kebiasaan ngemil akan mengalami perubahan bahkan setelah pandemi berakhir
Perubahan kebiasaan ngemil ini digadang-gadang akan bertahan hingga pandemi berakhir, 8 dari 10 orang yang terlibat dalam survei menyetujui hal ini. 69% responden percaya bahwa nyamil adalah bagian dari kebiasaan baru.
Riset juga menyebutkan 3 dari 4 orang Indonesia memperkirakan tren konsumsi camilan akan berlanjut dan berencana untuk merencanakan camilan mereka setiap hari dibandingkan makanan berat.
Editor: Ramadhan Triwijanarko