Rokok sudah menjadi gaya hidup bagi orang dewasa. Biasanya, rokok digunakan sebagai alat untuk merelaksasi diri dari tekanan kehidupan yang terasa tidak habisnya. Meskipun begitu, sudah menjadi rahasia umum kalau rokok sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama dapat menimbulkan berbagai penyakit dari paru-paru ringan hingga berbagai macam kanker.
Laporan World Health Organization (WHO) mencatat ada 225.720 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang berhubungan dengan konsumsi rokok. Di Indonesia, beban ekonomi rokok dapat mencapai Rp 600 miliar, termasuk biaya perawatan kesehatan dan biaya langsung seperti hilangnya produktivitas akibat mortalitas dan morbiditas akibat rokok. Meskipun begitu, rokok tetap mencatat konsumsi yang tinggi, terutama bagi orang dewasa yang bekerja.
JUUL Labs yang didirikan oleh Adam Bowen dan James Monsees di Amerika Serikat pada tahun 2015 menawarkan alternatif bagi para perokok dewasa. Mengadopsi teknologi Electronic Nicotine Delivery System (ENDS), JUUL merupakan produk rokok elektrik yang minim risiko.
“Di JUUL Labs, misi global kami adalah meningkatkan kualitas hidup satu miliar perokok dewasa di dunia dan kami telah melihat sejumlah kesuksesan,” ujar James Monsees, Pendiri dan Chief Product Officer JUUL Labs.
JUUL dirancang sebagai perangkt yang sederhana dengan teknologi paten. Perangkat ini menggunakan sistem tertutup (closed vaping system) dan menggunakan desain pengendalian suhu, sehingga penggunanya dapat mengontrol hisapan dan asap sesuai selera. JUUL juga didesain untuk tidak mengeluarkan tar dan bau, sehingga mengurangi efek perokok pasif pada lingkungan sekitar.
Di Indonesia, JUUL dibawa oleh Erajaya Group di bawah PT JUL. “Kami menyambut baik inisiatif JUUL Labs untuk meningkatkan kualitas hidup para perokok dewasa di Indonesia. Hadirnya produk ini sekaligus menjadi alternatif untuk berhenti mengonsumsi rokok. Dengan ini, Indonesia bisa mengurangi dampak kerugian dari merokok baik untuk mereka atau orang lain,” tutup Kent Sarosa, Country General Manager Indonesia JUUL Labs.
Editor: Sigit Kurniawan