Menteri BUMN Erick Thohir mendorong perusahaan pelat merah untuk memproduksi minyak goreng yang dijual massal seharga Rp 14.000 per liter. Perusahaan yang tengah ditunjuk untuk memproduksi minyak tersebut, yakni anak usaha Holding Perkebunan, PT Industri Nabati Lestari (INL) yang sedang mengembangkan produksi turunan crude palm oil (CPO).
Memasuki awal tahun 2022 harga minyak goreng terpantau stabil tinggi. Berdasarkan laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga harga rata-rata per 7 Januari 2022 minyak goreng Rp 18.600 per kilogram (kg). Sedangkan harga minyak goreng kemasan bermerek satu dibanderol dengan Rp 20.800 per kg dan minyak goreng kemasan dua seharaga Rp 20.300 per kg.
Erick Thohir mengungkapkan, produksi minyak akan dilakukan dalam dua kemasan yakni 450 mililiter (ml) dan 900 ml. Dia bilang, BUMN harus memanfaatkan momentum dengan mulai mengenalkan kemasan sederhana khusus untuk pasar tradisional dengan brand INL.
“Kita pakai brand INL yang diposisikan sebagai brand ekonomis atau value for money,” ungkap Erick melalui keterangannya, Minggu (9/1/2022).
Menurutnya, mulai Januari 2022, perusahaan pelat merah telah memiliki tiga produk minyak dengan segmentasi berbeda, yakni Nusakita 100% price index dari market leader (Bimoli), Salvaco (92% hingga 95 price index Bimoli), dan kemasan sederhana INL 88% sampai 90% price index market leader. Untuk dapat mengejar target produksi, ke depan pemerintah akan melakukan peningkatan kapasitas produksi.
“Kapasitas mesin pengemas baru mulai kita investasikan tahun ini. Dan, akan berkembang terus sampai tahun 2023,” kata dia.
Di sisi lain, mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan itu menambahkan, pemerintah akan terus berupaya untuk menekan harga kenaikan minyak goreng di tingkat konsumen. Caranya dengan melakukan operasi pasar di wilayah-wilayah.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, lanjut Erick, ditargetkan dapat menyalurkan minyak goreng sebanyak 1,2 juta liter. Sedangkan salah satu wilayah yang menjadi tujuan operasi pasar yakni Provinsi Sumatera Utara.
“Hal ini sesuai yang sudah diarahkan bapak presiden. Sebab itu, Kementerian BUMN dan PTPN melakukan operasi pasar tambahan dengan target penyaluran 1,2 juta liter. Kami akan berkontribusi sebagian dari itu, tapi dengan merek yang berbeda nantinya,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz