Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan perusahaan pelat merah tetap berpihak dalam pengembangan usaha, mikro, kecil dan menengah (UKM). Apalagi, sektor tersebut menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
“UKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia yang harus dijaga,” kata Erick dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (2/12/2022).
BACA JUGA: Kemenperin Sederhanakan Proses TKDN untuk Industri Kecil
“Kami bersepakat terus menjaga dan memastikan bahwa terciptanya pembukaan lapangan kerja dan dukungan kepada UKM, baik melalui program NIB atau pendanaan,” Erick melanjutkan.
Erick menilai UKM sebagai soko guru perekonomian nasional memiliki peran penting dan menghadapi tantangan resesi global pada tahun depan. BUMN sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia sejak awal berkomitmen mendampingi dan mendorong para pelaku UKM untuk dapat naik kelas.
BACA JUGA: Vaksin COVID-19 IndoVac, Bukti RI Mandiri di Sektor Kesehatan
Erick menghadiri acara pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Perseorangan di Gedung Graha Adora, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Kamis (1/12/2022). Ia datang bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim, ingin memastikan pertumbuhan ekonomi Lampung dapat terus meningkat secara signifikan.
“Kita tahu banyak isu resesi tahun depan, artinya kita harus gotong-royong sama-sama, memastikan pembukaan lapangan kerja dan dukungan pembiayaan untuk UKM. Pak Zul dan Ibu Wagub mencarikan pasar yang jelas buat berdagang, izin-izin dipermudah semua, jadi gratis, itu yang kita lakukan,” ujarnya.
Erick menyampaikan pemberian NIB juga menjadi upaya pemerintah dalam meningkatkan skala UKM agar dapat bergabung dalam ekosistem BUMN atau swasta yang lebih besar. Melalui program tersebut para pelaku UMKM juga mendapatkan akses untuk mengikuti sejumlah program pemberdayaan hingga program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Tantangan-tantangan ini yang harus kita atasi, kita tidak boleh menghindar. Kalau kita sebagai sebagai pemimpin dan para menteri menghindar, rakyatnya yang susah. Jadi kita harus atasi,” tutur Erick.