Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencatat laba bersih perusahaan pelat merah mencapai Rp 126 triliun (unaudited konsolidasi) pada tahun 2021. Capaian itu menandakan kinerja keuangan BUMN makin baik dari tahun ke tahun.
Dia menuturkan, perolehan laba itu tumbuh tinggi dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 13 triliun. Hal tersebut juga dibarengi dengan rasio utang berbasis bunga terhadap modal tertanam merosot menjadi 35 persen. Selanjutnya, rasio utang berbasis bunga terhadap EBITDA turun dari 4,5 kali menjadi 3,5 kali pada tahun lalu.
“Alhamdulillah berkat transformasi dengan mengedepankan tata kelola dan manajemen risiko perusahaan yang baik, efisiensi, dan profesional, kinerja keuangan BUMN semakin baik, semakin sehat,” kata Erick dalam keterangan di Jakarta, Jumat (8/7/2022).
Erick menyampaikan, laba bersih meningkat signifikan, sementara struktur pendanaan, dan kapasitas pembayaran utang perusahaan pelat merah terus menguat, berada pada rasio perusahaan dengan rating investment grade. Kementerian BUMN melakukan sejumlah inisiatif strategis untuk meningkatkan kapasitas utang dan struktur modal perusahaan pelat merah.
Pertama, restrukturisasi utang perusahaan pelat merah, di antaranya Waskita Karya, PTPN III, dan Garuda Indonesia yang semuanya merupakan BUMN yang memiliki kondisi keuangan yang melemah akibat pandemi COVID-19. Pada 2021 lalu, langkah tegas telah dilakukan melalui negosiasi dengan para kreditur, dengan perjanjian restrukturisasi yang telah dilakukan untuk Waskita dan PTPN III.
Sementara itu, untuk Garuda Indonesia, meskipun rencana perjanjian belum disetujui pada tahun lalu, namun maskapai pelat merah tersebut baru saja mendapat persetujuan rencana restrukturisasi dalam PKPU. Kementerian BUMN juga fokus pada langkah-langkah menurunkan utang pada neraca melalui penguatan posisi ekuitas pada perusahaan pelat merah strategis yang terdampak pandemi.
Total penanaman modal dan dukungan pemerintah kepada BUMN sepanjang tahun lalu mencapai Rp 68,9 triliun. Tercatat lebih dari 80 persen dari total modal dan dukungan tersebut dialokasikan kepada BUMN strategis dalam menjalankan penugasan termasuk penugasan proyek strategis nasional.
“Kami juga fokus pada peningkatan EBITDA untuk memperkuat kapasitas bayar utang, dengan meningkatkan penjualan dan meningkatkan efisiensi dan margin operasional. Pendapatan usaha unaudited tumbuh pada kisaran 19 persen pada tahun 2021, sedangkan margin laba bersih meningkat dari 0,7 persen pada tahun 2020 menjadi 5,6 persen pada tahun 2021. Perbaikan kinerja BUMN tentu memiliki dampak besar bagi masyarakat dan negara. BUMN sehat, kontribusi meningkat,” kata Erick.