Kita semua merupakan konsumen dari produk layanan kreatif. Sehingga, industri kreatif ini menjadi sesuatu yang terus berkembang dan menjadi bisnis yang menjanjikan bagi sejumlah pengusaha.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan bahwa kontribusi subsektor ekonomi kreatif pada Produk Domestik Bruto (PDB) sejak awal tahun 2019 mencapai Rp1.211 triliun. Namun baru usaha kuliner, fesyen, dan kriya yang mendominasi industri kreatif ini.
Kendati demikian, Suhariyanto menambahkan bahwa ada peluang bagi game, seni pertunjukan termasuk musik, film, video, dan fotografi tumbuh dan berkembang. Sebab itu, melihat adanya kesempatan tersebut, platform usaha kreatif Fantastis Anak Bangsa (FAB) pun berkomitmen untuk berkontribusi dalam memajukan industri kreatif di bidang-bidang tersebut.
FAB ingin mendorong lahirnya talenta-talenta kreatif yang memiliki kemampuan sehingga dapat mengembangkan berbagai usaha kreatif. Melalui FAB, individu maupun korporasi dapat berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem yang inklusif. Hal ini pun ditegaskan oleh CEO Fantastis Anak Bangsa (FAB) Fritz B. Tobing.
“Melalui platform kami, para pengusaha kreatif Tanah Air bisa memperoleh dukungan teknologi, pendampingan, pendanaan, sumber daya, hingga jaringan bisnis. Dengan demikian, ekosistem bisnis kreatif akan semakin besar dan kuat bahkan dapat mendorong roda perekonomian bangsa,” papar Fritz pada sesi IdeaFest bertajuk The Young is Not The Future, Sabtu (27/11).
Bersinggungan dengan tema pada talkshow tersebut, Fritz mengungkapkan bahwa menurutnya anak muda bukan lagi kunci penentu masa depan. Peran anak muda bukan hanya dibutuhkan nanti tapi dimulai dari sekarang. “Anak muda punya kunci masa kini,” tegasnya.