Memasuki tahun politik, banyak kandidat dan partai politik yang mulai berkampanye. Salah satu medium yang menjadi arena untuk berkampanye adalah melalui media sosial. Salah satunya melalui Facebook.
Facebook meyakini bahwa iklan politik penting dalam membantu kandidat membagikan pandangan mereka ke publik, dan mendorong orang untuk lebih aktif terlibat dalam proses politik. Tapi, iklan politik juga bisa memicu sikap partisan atau justru ketakutan.
“Karena itu, selama satu setengah tahun terakhir ini kami berupaya mendalami lebih jauh iklan politik pada platform kami, termasuk mengajukan pertanyaan kepada diri kami sendiri. Mengapa kami tidak memblokir sepenuhnya saja semua iklan politik?” ujar Katie Harbath, Global Politics and Government Outreach Director Facebook.
Sebagian beranggapan bahwa menghapus iklan politik dari Facebook merupakan satu-satunya cara untuk menjaga platform terbebas dari segala campur tangan pihak asing. Argumentasi utama mereka adalah bahwa melarang iklan politik di Facebook dapat membuat persaingan tidak sehat antara politisi pilihan masyarakat dan petahana dengan dukungan dana besar.
Belanja iklan digital umumnya lebih terjangkau dibanding iklan TV atau media massa. Ini bisa menjadi cara ekonomis bagi kandidat dengan dana kampanye minim untuk menjangkau orang lebih luas dan meningkatkan jumlah pendukungnya
“Setelah mencapai kesepakatan bahwa iklan politik memiliki lebih banyak manfaat dibanding kerugiannya, kami pun fokus memikirkan cara mencegah orang menyalahgunakan sistem kami,” imbuhnya.
Kunci utama dalam hal ini adalah transparansi. Karena transparansi yang lebih baik akan berpengaruh terhadap peningkatan tanggung jawab dan akuntabilitas bagi pengiklan seiring dengan berjalannya waktu.
Pengguna di Amerika Serikat kini sudah bisa melihat siapa yang menjalankan iklan politik, berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk iklan tersebut, dan seberapa luas iklan itu sudah dilihat oleh publik.
Selain itu, mereka juga bisa melihat siapa saja yang sudah terjangkau oleh iklan tersebut. Beberapa hal yang bisa dilihat adalah umur, jenis kelamin, dan lokasi. Pengiklan juga harus memberitahukan siapa yang membiayai iklan tersebut.
“Ini merupakan bagian dari proses otorisasi yang kami luncurkan tahun lalu agar kami bisa melakukan verifikasi atas identitas pengiklan. Membantu orang memahami siapa yang mencoba memengaruhi suara mereka akan membantu kami mempertahankan diri dari campur tangan pihak asing dan bentuk penyalahgunaan lainnya,” tutupnya.
Editor: Sigit Kurniawan