Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo, sukses menyumbangkan medali emas pertama di Olimpiade Paris 2024. Ia mengalahkan perwakilan Cina, Wu Peng, dalam waktu 4,75 detik pada pertandingan yang digelar 8 Agustus lalu.
Pencapaian Veddriq menjadi sejarah karena Indonesia akhirnya meraih emas Olimpiade di luar cabor bulutangkis. Jejaknya lantas diikuti oleh Rizky Juniansyah, yang juga menyumbang emas dalam cabor angkat besi.
Veddriq Leonardo sendiri bukanlah pendatang baru di dunia panjat tebing. Atlet berusia 27 tahun itu mulai mengenal dan menyukai olahraga tersebut sejak usia remaja.
Didorong semangat yang besar, ia berlatih dengan serius dan mengikuti berbagai kompetisi lokal hingga internasional.
BACA JUGA: Kandasnya Asa Eko Yuli Raih Medali Olimpiade 2024 di Cabor Angkat Besi
Bukan hanya itu, masih ada sederet fakta menarik di balik perjalanan sang atlet yang dijuluki Spiderman tersebut. Merangkum berbagai sumber, berikut ulasannya:
Mengulang Keberhasilannya pada 2019
Keberhasilan atlet asal Pontianak di Olimpiade 2024 ini barangkali mengingatkannya dengan momen pada tahun 2019. Kala itu menjadi momen bersejarah bagi Veddriq, yang mana untuk pertama kalinya meraih medali emas pada ajang Panjat Tebing Asia 2019 di Stadion Pakansari, Bogor.
Pecahkan Rekor Dunia
Selain menjadi atlet pertama yang mempersembahkan emas untuk Indonesia, prestasi terbesar Veddriq lainnya adalah memecahkan rekor dunia dalam kategori speed climbing. Ia mengukir sejarah sebagai orang pertama yang menaklukkan dinding panjat tebing setinggi 15 meter dalam waktu kurang dari 5 detik di Kejuaraan Dunia IFSC 2023.
BACA JUGA: Putus Bukan Penghalang, Duo Petenis Ceko Raih Emas di Olimpiade 2024
Pernah Ikut Ninja Warrior
Selain fokus berlatih menjadi atlet panjat tebing, Veddriq ternyata juga pernah mengikuti ajang Ninja Warrior pada 2017 silam. Hal ini terlihat dari sebuah unggahan di Instagram pribadinya, yang mana ia membagikan foto dengan keterangan, “Alhamdulillah udah kelar @ninjawarriorid.”
Ninja Warrior sendiri merupakan kompetisi yang menantang peserta untuk melewati berbagai rintangan fisik yang menuntut kekuatan, kelincahan, dan ketahanan. Meski tidak menjadi juara, keikutsertaannya dalam acara ini menunjukkan fleksibilitasnya sebagai atlet.
Editor: Ranto Rajagukguk
