Faktor-faktor Pendorong Penjualan Kendaraan Niaga Tahun 2018

marketeers article

Pasar mobil nasional tahun ini masih belum beranjak jauh dari sebelumnya. Namun begitu, ada sinyal kuat bahwa industri ini akan semakin tumbuh di tahun-tahun mendatang. Salah satu tanda itu adalah mulai membaiknya penjualan di segmen kendaraan niaga atau komersial.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada periode Januari-September 2018, kendaraaan niaga tumbuh  sekitar 20,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Masuk dalam kategori kendaraan niaga adalah segmen bus, truk, dan pick up.

Bila melihat secara segmen pun masing-masing berhasil tumbuh cukup kencang. Pertumbuhan tertinggi terjadi di segmen kendaraan truk yang berhasil naik hingga 34,8% pada periode Januari – September tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu. Disusul oleh segmen pick up yang tumbuh 10,7%, dan bus tumbuh 7,2%.

Pertumbuhan di segmen kendaraan truk terjadi lantaran ditopang salah satunya oleh pembangunan infrastruktur di berbagai pelosok Tanah Air oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kemudian, terdorong pula oleh membaiknya sektor komoditas dan perkebunan, sehingga meningkatkan permintaan pada kendaraan niaga.

Duljatmono, Direktur Sales & Marketing PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi kendaraan Mitsubishi Fuso menambahkan bahwa pertumbuhan kendaraan komersial pada semester I tahun ini karena ditopang oleh tiga sektor, pembangunan infrastruktur, pertambangan, dan perkebunan. “Ketiga sektor tersebut, menjadi faktor dominan pendukung pertumbuhan di enam bulan pertama tahun ini,” tambah pria yang akrab dipanggil Pak Momon ini.

Di semester II, lanjut Pak Momon, permintaan kendaraan komersial masih bagus. Namun, ia mengakui permintaan sedikit melambat dibanding semester I. Bila dibedah, sektor perkebunan kelapa sawit dan infrastruktur cenderung melambat. Sebaliknya, sektor logistik permintaannya mulai meningkat.

Memang, sektor jasa pengiriman dan logistik menjadi segmen yang semakin cerah. Bisa dipastikan, hal itu lantaran peningkatan tren pembelian online di masyarakat. Tapi bila ditarik lagi ke belakang, perbaikan infrastrukturlah yang menopang pertumbuhan di sektor lainnya.

Berkurangnya permintaan ini karena faktor nilai tukar rupiah dan kenaikan suku bunga yang membuat pengusaha meninjau ulaung bisnisnya. “Memang, di semester I pertumbuhan kendaraan komersial bisa mencapai 27%. Namun, secara keseluruhan hingga akhir tahun perkiraannya tumbuh antara 20%-25%,” tambah Duljatmono.

Hanya saja, pertumbuhan di segmen kendaraan komersial ini belum diimbangi oleh segmen kendaraan penumpang. Di segmen kendaraan penumpang memang tetap terjadi pertumbuhan. Hanya saja, pada periode Januari – September 2018 ini kenaikannya belum signifikan, masih di kisaran antara 5%-6% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Secara keseluruhan, menurut Ketua Gaikindo Yonanes Nangoi, pasar mobil nasional tahun ini masih belum beranjak banyak dari tahun lalu. Pada tahun 2017, pasar mobil nasional mencapai 1.079.308 unit. “Hingga akhir tahun, sepertinya belum berubah dari forecast awal, penjualan mobil nasional akan mencapai 1,1 juta,” kata Yohanes, saat dihubungi Marketeers.

Hingga September 2019, penjualan mobil telah mencapai 856.559 unit. Pencapain hingga September ini tumbuh 6,5% dibandingkan dengan periode yang sama lalu yang terjual 804.164 unit. Mengapa penjualan mobil belum bisa tumbuh tinggi?

“Memang, pertumbuhan ekonomi cukup bagus. Kemudian, sektor tambang dan perkebukan juga membaik. Namun, penguatan US dollar itu di luar prediksi dan mau tidak mau para produsen mobil mulai menaikkan harga jual yang berpengaruh ke daya beli masyarakat,” jelas Yohanes.

    Related