Finlandia-Indonesia Bidik Peluang Bisnis Pulp dan Kertas

marketeers article
finland economy country growth nation team discuss with fold maps view from top vector illustration

Sejumlah sektor bisnis berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia dan Finlandia. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, industri pulp dan kertas menjadi dua sektor utama yang berpeluang besar. Pasalnya, negara-negara North America dan Scandinavia(NORSCAN) kini tak lagi menjadi negara produsen terbesar, dan telah bergeser ke Asia Tenggara terutama Indonesia dan negara Amerika Latin.

“Area yang berpeluang untuk kerja sama kedua negara di sektor industri, meliputi industri berbasis agro khususnya pulp dan kertas serta mendorong pembangunan taman sains dan teknologi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (08/10/2018).

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun 2018, investor Finlandia menanamkan modalnya di sektor industri kertas, barang dari kertas dan percetakan untuk dua proyek senilai US$ 1,75 juta. Realisasi investasi ini dinilai memberikan sumbangsih besar bagi perekonomian nasional melalui peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri.

Selain Pulp dan Kertas, beberapa sektor yang berpotensi untuk dikembangkan oleh kedua negara antara lain industri pulp dan kertas serta pembangunan pusat inovasi dan teknologi.

“Finlandia menjadi pemasok Indonesia untuk barang modal seperti mesin elektronika serta audio dan perlengkapan TV. Sedangkan, ekspor komoditas Indonesia ke Finlandia antara lain alas kaki, komponen mesin, dan produk keramik,” sebut Airlangga.

Selama ini, dalam upaya memperkuat kolaborasi kedua negara, Indonesia dan Finlandia juga secara rutin melaksanakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB), Working Group on Forestry and Forest Industries, serta kerja sama dalam kerangka Energy and Environment Partnership (EEP). Finlandia juga dikenal sebagai negara yang menguasai teknologi permesinan, kelistrikan, industri logam, transportasi, kayu dan kertas serta kimia.

Kedua negara sepakat akan mengembangkan teknologi energi terbarukan serta pendidikan di bidang vokasi. “Merek memiliki Desa Circular Economy di Rilhimaki, yang memiliki fasilitas pemilahan sampah dan daur ulang serta pembangkit listrik bertenaga sampah,” ujar Airlangga.

Editor: Sigit Kurniawan

Related