Flip, platform penyedia transfer antarbank memperoleh tambahan pendanaan putaran seri B mencapai US$ 55 juta atau setara Rp 811 miliar. Pendanaan itu dipimpin oleh Tencent, Block (sebelumnya bernama Square) dan Insight Partners.
Selain itu, investor lain yang turut terlibat di antaranya, pendiri dan CEO Checkout.com Guillaume Pousaz, petinggi DoorDash sekaligus komisioner Coinbase serta Pinterest Gokul Rajaram, dan mantan COO Venmo Michael Vaughan.
“Kami sangat bangga mendapat kepercayaan dan dukungan berkelanjutan dari para investor kami. Kami juga sangat senang menyambut Tencent dan Block, yang memiliki tujuan yang sama untuk membuat fintech dapat diakses oleh semua orang di Indonesia,” kata Gita Prihanto, COO Flip.
Pendanaan itu melanjutkan putaran seri B pertama perusahaan pada Desember tahun 2021 yang sebesar US$ 48 juta. Dengan demikian, total perolehan pendanaan perusahaan rintisan (startup) tersebut sejak 2019 mencapai US$ 120 juta.
Gita menuturkan, dana tersebut rencananya digunakan untuk menambah armada Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya bagi divisi teknis dan produk. “(Jumlah) tim telah meningkat 30% menjadi lebih dari 400 karyawan pada Juni 2022 dari Desember 2021 yang mencapai 300 orang,” ujar Gita.
Selanjutnya, perusahaan juga berencana menggelontorkan dana untuk mengembangkan produk dan teknologi baru dalam meningkatkan kualitas layanan dan mengakomodasi ekspansi bisnisnya. Gita menambahkan, jumlah pengguna Flip hingga Mei 2022 sudah mencapai 10 juta orang di Indonesia.
Jumlah itu mengalami peningkatan hingga 3 juta orang dari akhir Desember 2021 sebesar 7 juta pengguna. Layanan Flip sangat membantu pengguna dalam melakukan transfer antarbank yang terjangkau, top-up, dan transaksi ke luar negeri.
Ratusan perusahaan turut menggunakan layanan Flip untuk pencairan dan pengiriman uang guna penggajian karyawan, pengembalian uang pelanggan, pembayaran faktur, dan transfer internasional.
“Flip memproses lebih dari US$ 12 miliar transaksi setiap tahunnya,” ujarnya.
CEO Flip Putra Arriyan dan CTO Ginanjar Ibu Solikhin mendirikan Flip pada tahun 2015 untuk mengatasi masalah dalam sistem transaksi keuangan di Indonesia. Salah satunya mengenai biaya transfer yang cukup tinggi antarbank.