Flock Storikka, agensi periklanan digital mengungkapkan keyakinan merek bahwa storytelling merupakan inti dari sebuah periklanan. Perpaduan dari cerita dan kreativitas diyakini mampu menghasilkan karya yang unik dan segar terutama bagi audiens dari generasi muda.
Flock Storikka telah bekerja sama dengan banyak brand dan menghasilkan karya kreatif. Sebut saja nama seperti Sasa, Axis, Carsome, TikTok, dan masih banyak lagi.
“Storytelling merupakan inti dari periklanan sehingga cerita yang baik akan selalu dibutuhkan di mana pun dan dalam bentuk medium apapun,” ujar Creative Business Director of Flock Storikka Iswanda Mardio.
Para founder perusahaan telah mengantongi banyak penghargaan berkat karya kreatif mereka. Mulai dari anugerah Citra Pariwara, Spikes Asia, Adfest, London International Award, dan Cannes Lions. Tidak hanya itu, mereka pun sudah memiliki pengalaman bekerja di agensi periklanan ternama seperti Publicis, Grey, Lowe, JWT Bates, dan Leo Burnett.
“Salah satu karya yang pernah dikerjakan adalah mood for food by Sasa untuk menjawab statement klise yang sering beredar yaitu “Laper, tapi ngga tau mau makan apa”. Saat itu kami menawarkan solusi dengan menggunakan face detection technology untuk mendeteksi emosi pengguna dan memberikan rekomendasi makanan yang cocok untuk suasana hati mereka,” jelas Creative Director of Flock Storikka Roni Ernawan.
Memadukan kreativitas dan storytelling tadi sukses membuat karya-karya perusahaan menjadi relevan dengan target audiens para brand. Dan, pesan yang ingin disampaikan pun dapat mudah ditangkap oleh mereka.
Kendati telah bekerja sama dengan banyak merek terkemuka, Flock Storikka mengungkapkan optimisme mereka untuk terus berkembang. Ke depannya, Flock Storikka akan terus berkolaborasi bersama dengan mitra lainnya untuk bisa menghadirkan deretan karya dan inovasi yang lebih kreatif dalam industri agensi periklanan di Indonesia.