PT Kereta Api Indonesia (Persero) meraih pencapaian luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terlihat dari perbandingan pendapatannya pada tahun 2022 yang mencapai Rp 22,9 triliun. Sedangkan di tahun 2019, mencatatkan pendapatan sebesar Rp 22,5 triliun.
Peningkatan angka pendapatan ini membuktikan bagaimana perusahaan milik negara ini mampu beradaptasi dengan cepat pascapandemi COVID-19.
Pencapaian tersebut tak lepas dari beragam inovasi yang dihadirkan. Terlebih, persaingan industri transportasi di Tanah Air kini begitu kompetitif seiring dengan hadirnya beragam moda jasa angkutan.
BACA JUGA Kereta Cepat Whoosh Dorong Kunjungan Wisatawan di Bandung
KAI pun gencar melakukan adaptasi, inovasi, kolaborasi, serta memperkuat kerja sama guna menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat dan menghadapi perubahan dalam industri transportasi.
Didiek Hartantyo selaku Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerangkan strateginya dalam bersaing di industri tersebut adalah dengan melakukan berbagai langkah transformasi.
“Ini mencakup pengadopsian teknologi modern dalam operasional dan peningkatan kualitas layanan untuk menjawab kebutuhan pelanggan dengan lebih baik,” ujar pria yang meraih penghargaan sebagai The Best Industry Marketing Champion 2023 untuk sektor Transportasi dalam ajang Marketeer of The Year (MOTY) yang berlangsung dalam acara MarkPlus Conference 2024 di Jakarta pada Kamis (07/12/2023).
Sejumlah inovasi pun telah diperkenalkan oleh KAI. Mulai dari layanan face recognition boarding gate, Kereta Panoramic, Aplikasi Access, Kereta Ekonomi New Generation, dan Kereta Suite Class Compartment.
BACA JUGA Tingkatkan Layanan, KAI Hadirkan Kereta Makan Bernuansa Suite Class
Terbaru, KAI telah menyelesaikan dua Proyek Strategis Nasional, yaitu LRT Jabodebek dan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (Whoosh).
“Dalam hal performa perusahaan, inovasi ini telah memberikan dorongan positif pada sejumlah faktor seperti pendapatan, efisiensi operasional, keberlanjutan, kepuasan pelanggan, diversifikasi produk, kemitraan dan kolaborasi, serta perluasan kepada pelanggan baru,” ungkap Didiek.
Hingga akhir tahun ini, Didiek menambahkan, KAI menargetkan akan memperoleh pendapatan dari sektor angkutan penumpang sebesar Rp 9,4 triliun dan angkutan barang sekitar Rp 12 triliun.