Fokus Garap Konsumen Gen Z, ZAP Clinic Luncurkan Kampanye Gen Z Invasion

marketeers article
Selfie with bestie.Two pretty young girlfriends are taking selfie while their meeting at cafeteria.

Akselerasi pertumbuhan bisnis dilakukan ZAP Clinic dengan menaruh fokus besar pada lini pemasaran digital. Tak main-main dalam membuat konten, ZAP Clinic mengesampingkan hal-hal biasa dan menciptakan konten-konten out of the box untuk membidik target konsumen masa depan, generasi Z.

Berbeda dengan pemain lain di sektor klinik perawatan dan kecantikan, ZAP Clinic terbilang adaptif dalam menangkap perubahan yang terjadi di dunia pemasaran digital. Mereka juga terbilang concern dalam membidik target pasar masa depan, generasi Z (Gen Z).

Ketika para kompetitor di sektor ini masih terpusat pada upaya menggarap pasar milenial dan generasi terdahulu mereka, ZAP Clinic telah melangkah jauh membidik Gen Z. Meski rata-rata purchasing power Gen Z belum sebesar generasi terdahulu mereka, ZAP Clinic meyakini, melakukan pendekatan dini dengan calon konsumen masa depan merupakan langkah tepat.

Ibaratkan saja dengan investasi, apa yang dilakukan ZAP Clinic saat ini tak lain untuk menjamin keberlangsungan bisnis mereka di masa depan.

Vice President Marketing ZAP Clinic Feriani Chung mengatakan, “yang terpenting adalah membentuk mindset Gen Z untuk mengenal ZAP Clinic sejak usia muda. Ketika suatu saat kemampuan daya beli mereka meningkat, mereka akan memilih ZAP Clinic yang telah mereka kenal dan percaya. Jadi, ini merupakan strategi jangka panjang kami.”

Langkah selanjutnya yang dilakukan ZAP Clinic adalah mengetuk pintu masuk untuk bisa engage dengan konsumen masa depan ini. Media sosial dilihat menjadi gerbang utama yang mengantar brand untuk bertemu dengan Gen Z. Bagaimana tidak, sebagian besar Gen Z berkutat dengan media sosial dalam kehidupan mereka.

Melalui kampanye ‘Gen Z Invasion’, ZAP Clinic menghadirkan berbagai konten pemasaran digital yang ditujukan kepada Gen Z. Tak mau asal-asalan melakukan pemasaran digital, ZAP meluncurkan ide-ide unik yang mungkin jarang dilakukan oleh kompetitor mereka di sektor ini.

Setiap hari minggu, ZAP Clinic mendedikasikan konten mereka untuk Gen Z. Ada beragam jenis program yang disisipkan, mulai dari “OOTD Nge-ZAP” berupa unggahan mengenai outfit Gen Z ketika melakukan treatment di ZAP Clinic, hingga program “MISTIS” (Misteri Skincare Terbaru Sis). Ada pula konten-konten prank yang justru memperoleh antensi tinggi dari target konsumen.

“Konten-konten ini dirancang sesuai dengan karakteristik Gen Z yang menyukai konten lucu, ringan, dan lebih cepat dikonsumsi. Namun, bukan berarti kami mengesampingkan konten-konten yang lebih profesional. Kombinasi antara konten yang ringan dan profesional harus dilakukan untuk menjamin branding dan profesionalitas tidak hilang sebagai identitas perusahaan,” terang Feriani.

Konten-konten tersebut dikemas realistis, dekat dengan keseharian Gen Z, dan dikaitkan dengan layanan atau produk yang dimiliki ZAP. Sekadar informasi, untuk satu unggahan konten MISTIS di IG TV ZAP Clinic saja, terdapat lebih dari 22 ribu orang yang menonton video ini. Angka ini tak jauh berbeda dari rata-rata jumlah penonton konten #ngeZAPpertamaku yang juga menjadi bagian dari kampanye ZAP Invasion.

Yang menarik, saluran digital marketing yang digunakan ZAP Clinic untuk membidik Gen Z tak hanya terbatas di YouTube dan Instagram. ZAP Clinic terbilang berani menyentuh hal-hal baru yang belum dilakukan kompetitor head to head mereka, misanya dengan menggunakan TikTok sebagai saluran pemasaran digital. ZAP Clinic menjadi klinik perawatan dan kecantikan pertama yang menggunakan TikTok sebagai saluran pemasaran.

Bukan tanpa alasan, Feriani menjelaskan, TikTok merupakan platform komunitas video global dengan jumlah pengguna mencapai 500 juta orang. Di Indonesia saja, pengguna TikTok menyentuh angka 10 juta. 41% diantaranya berada di usia 16-24 tahun yang tergolong ke dalam Gen Z. Jelas, ini merupakan sasaran yang tepat.

Di platform ini, ZAP Clinic meningkatkan brand engagement melalui hashtag challenge, brand takeover (Ads), dan in feed native video (kolaborasi).

Bicara soal pencapaian, Feriani mengungkapkan strategi ini jelas dan terukur memberikan dampak yang signifikan. Dari saluran Instagram saja, ZAP Clinic mampu menghasilkan 3.900 klien baru per bulan di 44 cabang yang mereka miliki.

“Hasilnya impactful. Pada akhirnya, digital marketing adalah soal test, measure dan kontinuitas. Brand harus terus melakukan test market mengenai beragam jenis konten pemasaran digital, kemudian mengukur konten apa yang impactful, dan secara kontinu melakukan kedua hal tersebut,” terang Feriani.

Related