Fokus Investasi East Ventures pada Sektor Agnostic

marketeers article

Sebagai negara ke-empat terbesar di dunia, East Ventures melihat Indonesia memiliki potensi pasar ekonomi yang besar dan unik. Rumah dari 264 juta orang ini memiliki jumlah pengguna internet terbesar di kawasan Asia Tenggara yang mencapai 171 juta penduduk. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki ekonomi internet terbesar di kawasan Asia Tenggara sebesar $27 miliar dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) tercepat sebesar 49% dari tahun 2015-2018.

Hal ini mendorong East Ventures memusatkan fokus investasinya di negara Indonesia dan terbuka bagi startup di seluruh sektor industri atau yang lebih dikenal dengan istilah sector agnostic. Hingga hari ini, East Ventures telah mendukung ratusan startup baik itu dari industri e-commerce, media, finansial, logistik,  kecerdasan buatan (artificial intelligence), ataupun pendidikan. Dari segi penargetan pangsa pasar, East Ventures telah mendanai startup dengan model B2C (Business to Customer) dan juga B2B (Business to Business).

“Indonesia memiliki ekosistem startup yang sangat baik dan semakin mapan. Pasar Indonesia juga menjanjikan karena masih banyak masalah yang dapat diselesaikan melalui teknologi dan aplikasi digital – sehingga menjadikan Indonesia salah satu negara yang paling menarik minat bagi investor untuk berinvestasi,” kata  Melisa Irene, Partner East Ventures, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, East Ventures adalah perusahaan modal ventura (venture capital) yang memberikan pendanaan tahap awal (seed funding) pada startup teknologi di Indonesia, Asia Tenggara, dan Jepang. East Ventures didirikan oleh tiga orang co-founder yang menjabat sebagai Managing Partners East Ventures. Mereka adalah Willson Cuaca dan Batara Eto yang berasal dari Indonesia, serta Taiga Matsuyama yang berasal dari Jepang.

East Ventures dinobatkan sebagai modal ventura paling aktif di Indonesia dan Asia Tenggara oleh Tech in Asia pada awal tahun ini. Perusahaan permodalan ini juga meraih predikat sebagai seed investor paling aktif di dunia pada tahun 2018 oleh Crunchbase.

Selain mendukung berbagai startup, East Ventures juga mengembangkan tiga proyek internal di Indonesia yaitu CoHive, Warung Pintar dan Fore Coffee. Ketiga proyek tersebut berhasil menemukan produk yang tepat untuk pasar (product market fit) dan kemudian berdiri menjadi startup mandiri.

Awal tahun ini, East Ventures memperkenalkan hipotesis investasi baru, yakni New Consumption. Beberapa portofolio East Ventures yang sejalan dengan hipotesis tersebut adalah Fore Coffee dan juga The FIT Company, startup yang memanfaatkan teknologi dalam membangun wellness ecosystem dengan misi membantu individu mencapai tujuan hidup yang sehat.

    Related