Fokus Kembangkan Bisnis Digital, Multipolar Raih Investasi US$ 50 Juta
PT Lippo Karawaci (LPKR) melalui perusahaan afiliasinya PT Multipolar Tbk (MLPL) atau MPC berkomitmen untuk mengembangkan bisnis digital di Tanah Air. Dengan komitmen ini, perseroan mendapatkan suntikan modal sebesar US$ 50 juta atau setara Rp 710,9 miliar (kurs Rp 14.217 per US$) melalui skema kemitraan strategis dari Tokyo Century Corporation .
Chief Executive Officer (CEO) Lippo Karawaci John Riady mengatakan, melalui kemitraan strategis ini, MPC mendapatkan dana segar dengan mekanisme pembelian instrumen konversi dengan tenor tiga tahun dan opsi perpanjangan satu tahun. Salah satu langkah MPC adalah membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan Luno yang merupakan salah satu portofolio dari Venturra Capital (VC) dari Lippo Group untuk menggarap potensi aset kripto di Indonesia.
“Transformasi ini menjadi penanda perubahan strategi Lippo ke arah digital. Strategi ini sejalan dengan peluang besar yang ada. Berdasarkan riset e-Conomy SEA 2021 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Coyang melansir potensi nilai ekonomi digital Indonesia akan melonjak sebesar US$ 330 miliar pada 2030,” kata John melalui keterangannya, Selasa (28/12/2021).
John menambahkan, untuk meraih peluang tersebut perseroan akan fokus pada empat pilar, yakni pendanaan tahap awal, pendanaan tahap pengembangan dan lanjutan, digitalisasi portofolio, serta meningkatkan peran sebagai mitra lokal bagi perusahaan skala global. Transformasi lain yang dilakukan adalah dengan mengundang investor strategis perusahaan teknologi digital ke dalam perusahaan yang dimiliki Lippo, yakni PT Matahari Putra Prima, Tbk (MPPA).
Adapun peralihan menuju bisnis digital telah dilakukan sejak tahun 2014 yang ditandai dengan dilakukannya ekspansi dan investasi bisnis pada industri digital. “Kami mulai investasi di dunia startup pada 2014, dulu namanya Ventura. Saat itu, kalau kita masuk ke semua perusahaan teknologi di Indonesia, seperti Tokopedia, Traveloka, Gojek. Total kapitalisasinya itu sekitar US$ 60 juta dollar,” ujarnya.
John menambahkan, melalui investasi di industri digital, perusahaan melakukan beberapa strategi yakni investing in early stages technology dengan berinvestasi di perusahaan-perusahaan teknologi dan digital yang masih dalam tahap awal dan pengembangan. Investasi yang dilakukan pun belum terlalu besar.
Dia mencontohkan, investasi Lippo di Grab saat itu hanya sebesar US$ 50.000. Lalu, di Ruangguru dan Sociolla sebesar Rp 3 miliar dan Rp 5 miliar. Tahapan ini dinilai sangat penting lantaran bisa melakukan riset dan mendapatkan berbagai pelajaran serta pengalaman.
Tahapan kedua, adalah menjalin kemitraan. Salah satu kemitraan yang dibangun ialah dengan Ping’An, sebuah perusahaan teknologi asuransi terbesar di China. Kedua perusahaan ini menjalin satu joint venture (JV) untuk mendirikan perusahaan financial technology (fintech) di Indonesia.
Tahapan ketiga ialah later stage, atau melakukan investasi di perusahaan-perusahaan teknologi dan digital yang telah besar. Dalam tahapan ini, Lippo berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang telah besar, seperti Bukalapak dan GoTo.
“Setelah berbagai pembelajaran dan kolaborasi yang dilakukan, tahapan berikutnya melakukan transformasi perusahaan yang dimiliki, salah satunya PT Multipolar. Sesuai transformasi yang dilakukan, perusahaan ini melakukan rebranding dengan mengganti logo, identitas baru hingga mengubah penyebutan Multipolar menjadi MPC. Dengan mengusung konsep “The Future is Digital”, MPC juga mempertajam fokus bisnisnya sebagai perusahaan investasi teknologi terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara,” pungkasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo