Ford, produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk divisi pengembangan produk dan administrasi di seluruh Eropa. Hal itu sebagai upaya untuk memangkas beban biaya dan menjadi kompetitif di pasar kendaraan listrik.
Dilansir dari Reuters, Rabu (14/2/2023), Ford akan melakukan PHK kepada 3.800 pekerja secara total. Dari jumlah itu, sebanyak 2.300 pekerja berasal dari pabrik Cologne dan Aachen di Jerman.
Sementara itu, 1.300 berasal dari Inggris, dan 200 untuk negara Eropa lainnya. Untuk merealisasikan itu, perusahaan telah menyiapkan program-program sukarela kepada para pekerja.
BACA JUGA: CEO Ford Pastikan Mayoritas Diler Mulai Jual Mobil Listrik
Pengumuman tersebut menjadi pukulan berat bagi serikat pekerja yang pada akhir Januari lalu memperkirakan skenario PHK hanya sebanyak 2.500 untuk pengembangan produk dan 700 di divisi administrasi.
“PHK itu diperlukan untuk merevitalisasi bisnis di Eropa,” kata Ford dalam pernyataannya.
Ford menggelontorkan US$ 50 miliar untuk mengelektrifikasi jajaran produknya, beralih ke kendaraan yang lebih efisien dengan harga yang lebih tinggi untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi mobil listrik. John Lawler, CFO Ford memperingatkan perusahaan menghadapi biaya yang lebih tinggi sebesar US$ 5 miliar tahun ini dan akan sangat agresif dalam mengurangi beban operasi manufaktur dan masalah rantai pasok.
BACA JUGA: Fokus Kendaraan Listrik, Ford Putuskan PHK 3.000 Pekerja
Lawler juga menilai produktivitas para engineer di Eropa 25%-30% lebih rendah dari yang seharusnya. Ford akan mempertahankan sekitar 3.400 engineer di wilayah Eropa yang akan membangun teknologi inti yang disediakan di AS dan diadaptasi untuk pelanggan Eropa.
PHK di Inggris, yang jumlahnya mencapai satu dari lima tenaga kerja, sebagian besar akan dilakukan di pusat penelitian produsen mobil di Dunton, Inggris tenggara.
“Ada lebih sedikit pekerjaan yang harus dilakukan pada drivetrains yang beralih dari mesin pembakaran. Kita bergerak ke dunia dengan platform global yang lebih sedikit di mana lebih sedikit pekerjaan teknik yang diperlukan. Inilah sebabnya mengapa kami harus melakukan penyesuaian,” ujar kepala Ford Jerman Martin Sander.
Tenaga kerja Ford di Eropa terakhir kali mengalami gelombang PHK pada tahun 2019 dan 2022. Pasalnya, produsen mobil itu mengejar margin operasi 6% di Eropa, meski akhirnya dikoreksi lantaran pandemi COVID-19.