Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon (CCUS) atau Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (Carbon, Capture and Storage/CCS) telah menjadi strategi penting dalam mendukung transisi energi dan mencapai target pengurangan emisi dalam beberapa tahun terakhir. CCUS/CCS memungkinkan keberlangsungan suplai energi yang berkelanjutan, memberikan solusi karbon kepada beragam industri di seluruh dunia dan meningkatkan perekonomian serta lapangan pekerjaan sebagai sebuah industri baru.
Di antara negara-negara yang berada di garis depan inisiatif ini, Indonesia dengan potensi penyimpanan karbon yang cukup signifikan merupakan negara yang memiliki kelebihan kompetitif sebagai pilihan utama investasi proyek CCS. bp Indonesia membawa keahlian, teknologi dan kemampuan finansial yang diperlukan untuk mewujudkan inisiatif CCUS/CCS di negeri ini.
Implementasi CCUS/CCS sangat penting dalam mendukung transisi energi yang dipandang, baik oleh pemerintah maupun industri, sebagai solusi dekarbonisasi yang dapat dijalankan secara efektif dan signifikan.
BACA JUGA: Synthesis Karya Pratama Hadirkan Hunian Baru di Jakarta Timur
Di lapangan gas Tangguh yang dioperasikannya, untuk tahap awal, bp Indonesia berencana untuk menginjeksikan lebih dari 30 juta ton CO2 kembali ke reservoar untuk meningkatkan produksi gas sebesar 400 bcf melalui teknologi Enhanced Gas Recovery (EGR). Tangguh CCUS akan menjadi proyek CCUS skala besar pertama dengan EGR di dunia.
Dengan kapasitas penyimpanan sekitar 1,8 GtCO2, Tangguh berada di posisi yang baik dan memiliki peluang luar biasa untuk menjadi CCS hub pertama di Indonesia yang dapat dimanfaatkan penghasil emisi di dalam dan luar negeri. Proyek Tangguh CCUS yang dikelola bp merupakan proyek CCUS dengan rencana pengembangan yang telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pada tahun 2021, pekerjaan FEED yang sedang berlangsung, dan rencana project sanction dalam kurun waktu mendatang.
Proyek ini memiliki potensi untuk menjadi CCS hub pertama di Indonesia dan di kawasan. Dengan dukungan pemerintah dalam menyediakan kerangka regulasinya, Tangguh CCUS akan menjadi pelopor bagi sejumlah proyek CCUS/CCS di Indonesia.
BACA JUGA: Klamby Rayakan HUT RI Melalui Peluncuran Archipelago Scarf
Jodi Mahardi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi dan Dewan Pengawas ICCSC juga menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan dukungannya dalam mendorong perkembangan teknologi CCS di Indonesia. Dia menekankan pentingnya kerja sama sektor publik dan swasta dalam mencapai tujuan bersama dalam mengatasi perubahan iklim.
“Kolaborasi ini menjadi kunci dalam mencapai target pengurangan emisi dan menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang serta dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk menjadikan CCS hub di Kawasan ASEAN sehingga investasi ini akan memberikan multiplier effect bagi negara dalam hal pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (11/8/2023).
Pemerintah berharap semangat kolaborasi yang telah ditunjukkan oleh bp akan mendorong kerja sama yang lebih kuat antara pemerintah dan pelaku industri hulu migas. Kolaborasi sangat diperlukan untuk membangun regulasi dan semua kebijakan terkait.
Pemerintah yakin CCUS/CCS akan berdampak positif terhadap upaya dekarbonisasi yang sedang ditempuh Indonesia secara bersama-sama.
Editor: Ranto Rajagukguk