Framework Ini Bikin Pemasar Lihai Membaca Situasi Pasar

marketeers article
Hermawan Kartajaya beberkan framework untuk membaca situasi pasar (FOTO: Marketeers/Bernad)

Pemasar sedianya dituntut untuk selalu bisa membaca situasi yang sedang berkembang baik dari skala regional maupun global. Perubahan yang terjadi tak dapat dipungkiri akan berpengaruh pada bisnis, dan pemasar harus tahu bagaimana memanfaatkan momentum yang terjadi.

Hermawan Kartajaya, Founder & Chair MCorp mengatakan bahwa pemasar harus terbiasa membaca situasi melalui framework 4C. Dalam 4C (Change, Customer, Competitor, Company), elemen Change memiliki turunan bagaimana pemasar mampu mengklasifikasikan perubahan besar yang terjadi dari sisi teknologi, politik-legal, sosio-kultur, market, dan ekonomi.

Misal dari sisi teknologi, secara regional Indonesia sedang berhadapan dengan potensi TEMU, perusahaan asal Cina yang menjadi penghubung pabrik untuk berjualan langsung ke end consumer. Bila disambut, kehadirannya tentu akan membahayakan pengusaha kecil, karena kapasitas produksi tentu tidak akan sekuat pabrik besar.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya Bocorkan Dua Kunci Meningkatkan Daya Saing Bisnis

Kemudian, dari sisi ekonomi, Indonesia sedang berhadapan dengan turunnya jumlah masyarakat dari kelas menengah ke kelas menengah bawah. Dari sini, pemasar harus tahu bahwa pasar sedang bergejolak dan harus lihai dalam menyiasatinya.

Di sisi market, Indonesia juga menjadi lahan tempur bagi tiga merek kendaraan listrik yang sedang bersaing secara ketat yakni Wuling, NETA, dan BYD. Tiga raksasa electric vehicle asal Cina ini menjadi tiga besar dalam pemegang pangsa mobil listrik di Indonesia.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya: Marketing for Good, Prinsip yang Harus Ditegakkan

“Pemasar harus terbiasa untuk membaca situasi menggunakan framework ini. Pemasar harus kreatif dan cerdik ketika melihat situasi yang sedang berkembang,” katanya dalam HK Special Masterclass yang digelar di MarkPlus Campus, Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Dalam menganalisis pasar, pemasar juga harus jeli melihat aspek lain dalam framework ini. Menurut punggawa pemasaran ini, baik teknologi, sosiokultur, ekonomi, dan politik menjadi pengaruh bagi market.

Tambahnya, politik menjadi elemen yang paling cepat dalam mengubah market. Contohnya seperti kebijakan Amerika untuk memboikot Cina dalam urusan dagang.

Sementara elemen sosiokultur menjadi elemen yang paling lambat dalam merubah market menurut Hermawan. “Tapi ini menjadi elemen yang paling sulit sekaligus penting. Pemasar harus tahu bagaimana pola konsumen berbelanja saat ini, apa yang sedang menjadi tren,” ujarnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS