Perusahaan minuman kemasan ringan Suntory Garuda Beverage (SGB) resmi bergabung dengan organisasi daur ulang sampah kemasan Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO). SGB menandatangani kontrak keanggotaan dan kerja sama dengan IPRO untuk mengumpulkan dan mendaur ulang ratusan ton sampah plastik jenis Polypropylene (PP) hasil produksi di Indonesia.
Resmi bergabungnya SGB sebagai anggota IPRO ditandai dengan penandatangan dokumen perjanjian keanggotaan oleh Chief People & Culture and Corporate Affairs SGB Asep Susilo dan General Manager IPRO Zul Martini Indrawati. Dengan ditandanganinya perjanjian ini, IPRO resmi memiliki sepuluh perusahaan anggota yang terdiri dari Coca Cola Indonesia, Danone Indonesia, Indofood Sukses Makmur Tbk, Nestle Indonesia, Tetra Pak Indonesia, Unilever, Sampoerna Indonesia, SIG, SC Johnson Indonesia, dan yang baru saja bergabung Suntory Garuda Beverage (SGB).
Dalam perjanjian tersebut, SGB akan bekerja sama dengan IPRO dalam hal pengumpulan dan daur ulang sampah plastik PP. Hal ini didasari oleh latar belakang SGB sebagai produsen minuman ringan dalam kemasan gelas dengan dua merek produksi, yakni OKKY jelly dan Mountea, yang menghasilkan limbah plastik jenis Polipropilena (PP).
“Dua merek minuman ringan dalam kemasan gelas yang kami produksi adalah OKKY jelly dan teh siap minum Mountea gelas kemasannya terbuat dari plastik PP. Sejak awal, SGB selalu melakukan upaya proaktif untuk mengurangi timbulan sampah kemasan, serta mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik secara berkesinambungan. Dengan keanggotaan ini kami akan semakin gencar untuk melakukan daur ulang sampah PP sebagai upaya menjaga lingkungan,” ungkap Ong Yuh Hwang, Chief Executive Officer & President Director PT Suntory Garuda Beverage dalam keterangan tertulis perusahaan.
Komitmen SGB bergabung dengan IPRO dalam hal pengelolaan limbah plastik ini sejalan dengan kebijakan plastik dari perusahaan induk mereka Group Suntory yang mengarahkan untuk terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, baik itu lembaga pemerintah ataupun non pemerintah, untuk mengelola sampah plastik.
Sebelumnya, konsep holistik ini telah dimulai dari desain kemasan, pemilihan bahan kemasan yang ramah lingkungan dan aman, hingga upaya pengumpulan dan daur ulang sampah plastik. SGB telah melakukan inovasi dalam produk kemasan gelas mereka dengan menggunakan bahan plastik yang lebih ringan. Kemudian, limbah plastik kemasan tersebut didaur ulang menjadi palet plastik yang digunakan di gudang bahan baku serta pusat penyimpanan produk jadi.
“Keanggotaan ini melengkapi upaya kami dalam mengurangi dan mengelola sampah hasil industri. Kami berharap dengan bergerak bersama IPRO, SGB dapat menciptakan masyarakat yang berkelanjutan melalui konsep ekonomi sirkular,” tutur Ong Yuh Hwang.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz