Expert dan passion. Itulah dua hal yang dicari oleh Ni Putu Patricia saat berhadapan dengan dewan juri dalam Starbucks Indonesia Barista Championship 2018. Perempuan asal Bali yang akrab disapa Pat itu baru setahun menjadi barista di Starbucks Seminyak. Itu pun awalnya dilakoni sebagai aktivitas paruh waktu.
Namun, ketekunanlah yang membuat Pat mampu menjadi peraih kompetisi barista tingkat nasional persembahan jaringan kedai kopi global asal Seattle itu. Pat akan mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang yang sama, berhadapan dengan para peracik kopi terbaik Starbucks dari negara-negara Asia Pasifik.
Pat memang terlihat unik mepresentasikan kemahirannya menyeduh kopi di depan tiga orang dewan juri yang adalah top manajemen PT Sari Coffee Indonesia. Bersama dua rekan finalis lainnya, Pat harus membuat tiga jenis minuman kopi sembari memaparkannya selama 20 menit.
Jika dua finalis lain membuka adegan lewat black coffee, Pat memulai aksinya itu lewat latte art. Tangannya mahir memutar-mutar cairan microfoam agar membentuk ilustrasi yang ia inginkan, yaitu seekor angsa putih.
Kemudian, ia membuat signature drink menggunakan avogato yang dipadu dengan santan, daun pandan, kayu manis, dan gula jawa.
Ia sengaja mencampur unsur bahan baku tradisional ke dalam sajian kopinya, seraya menggambarkan konsep glocalization ala Starbucks: ketika rasa lokal bertemu citra global. Pun dengan sajian terakhir, ia membuat kopi espresso dari biji kopi Rwanda yang dicampur dengan ragam rerempahan.
Starbucks Indonesia Learning & Culture General Manager Virani Masayu mengungkapkan, perusahaan menghelat acara ini setiap tahun untuk menghadirkan talenta-talenta baru di dunia kopi. Apalagi, minuman kawah hitam ini tengah mengalami perkembangan signifikan, baik dari segi jumlah peminum maupun kualitas biji kopi yang diseduh, sehingga dibutuhkan spokesperson kopi yang andal.
“Kami selalu bangga memiliki karyawan yang terinspirasi untuk mencapai potensi mereka melalui kompetisi ini,” kata Virani di sela-sela acara yang berlangsung di ballroom Sheraton Grand Jakarta Gandaria City beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, kompetisi yang berlangsung sejak 12 tahun itu memilih 360 barista dari setiap gerai untuk berkompetisi. Dari jumlah itu, pilihan mengerucut menjadi 30 besar, lalu sepuluh besr, dan selanjutnya tahap final tiga besar.
Selain Pat, dua finalis lain adalah barista Starucks PVJ Bandung Muhammad Fariz Syahir dan barista Tunjungan Plaza Surabaya Yulinda Tanjaya.
Editor: Sigit Kurniawan