Gandeng Dokter dan Artis, ZAP Clinic Masuk Bisnis Perawatan Pria
Dunia kecantikan hari ini bukan hanya milik kaum hawa. Pria pun punya hak yang sama dan semakin jamak yang memerhatikan urusan ketampanan. Jika belakangan perkembangan bisnis barbershop terus bertumbuhan, ZAP Clinic melihat klinik ketampanan pria akan menjadi tren ke depan. Untuk itu, CEO ZAP Clinic Fadly Sahab bersama Bams eks Samsons, dokter dan musisi Tompi, serta dermatologis dr. Endi Novianto mendirikan MEN/O/LOGY by ZAP.
MEN/O/LOGY by ZAP yang berlokasi di Mal Kota Kasablanka ini menawarkan perawatan untuk rambut dan wajah pria. Sejak menggelar soft launching bulan lalu, klinik ini mendapat sambutan yang positif. 90% konsumen mereka adalah pasangan dari para konsumen ZAP Clinic.
“Ide ini muncul sejak dua tahun lalu. Awalnya kami ingin menggabungkannya dengan ZAP Clinic, namun khawatir konsumen perempuan ZAP Clinic menjadi tidak nyaman, akhirnya kami pisahkan. Kami pun melihat tren gaya hidup laki-laki akan ke arah klinik ketampanan ini,” ujar Fadly Sahab, CEO ZAP Clinic sekaligus founder MEN/O/LOGY by ZAP, hari ini (11/07/2019).
Bams selaku co-founder MEN/O/LOGY by ZAP yang banyak memegang urusan branding dan market research melihat bahwa pasar ini menjanjikan. “Meski belum sebesar pasar perempuan, namun pasar ini sudah ada dan menjanjikan. Namun, sebagai pemain kami perlu memerhatikan karakter konsumen ini,” ujar Bams.
Di sini, para pria dapat mencoba sejumlah perawatan di MEN/O/LOGY by ZAP, di antaranya adalah PRP untuk mengatasi kebotakan dan bekas jerawat, Photo Facial untuk mengatasi kulit kusam, Laser Tattoo Removal untuk menghilangkan tato tanpa sakit, Infuse Booster untuk menambah daya tahan tubuh dan stamina, serta Active Acne Laser untuk membasmi jerawat aktif.
“Untuk pricing, kami memosisikan harga yang kompetitif. Bisa dibilang, treatment kami tidak murah tidak juga mahal,” imbuh Fadly.
Harga dari treatment yang ditawarkan MEN/O/LOGY by ZAP memang cukup variatif. Mulai dari Rp 299 ribu hingga Rp 2 juta. Upaya ini dilakukan untuk menjaring konsumen pria yang dianggap memiliki daya beli yang kurang lebih sama dengan segmen perempuan di sektor yang sama.
Editor: Eko Adiwaluyo