Komoditas perikanan budidaya menjadi salah satu strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dalam mendorong produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di bidang ekspor. Hal itu terkait dengan dilakukannya pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor komoditas unggulan. Jenisnya meliputi udang, lobster, kepiting dan rumput laut. Sebab itu, pengembangan kampung perikanan budi daya berbasis kearifan lokal terus dilaksanakan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Tb Haeru Rahayu menjelaskan bahwa komoditas unggulan saat ini adalah udang. Hal ini mendorong KKP untuk menata kembali program pemuliaan induk udang. Tujuannya agar dari induk udang unggul menghasilkan benih udang yang bermutu sehingga dapat didistribusikan kepada masyarakat pembudidaya.
Melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), upaya KKP dalam memenuhi kebutuhan benih udang bermutu di masyarakat adalah dengan menggandeng PT Bibit Unggul (Global Gen). Sebagai perusahaan produsen induk udang unggul berstandar Specific Pathogen Free (SPF), Global Gen telah mengekspor induk udang berkualitas ke Asia hingga ke Timur Tengah.
“Pembangunan subsektor perikanan budidaya memerlukan sinergitas dari berbagai elemen, salah satu yang dijajaki oleh DJPB adalah dengan pihak swasta seperti Global Gen sebagai salah satu perusahaan swasta penyedia induk udang unggul berkualitas di Indonesia,” ujar Tebe dikutip dari laman resmi KKP.
Kolaborasi antara DJPB dengan Global Gen meliputi pengelolaan induk udang vaname unggul dan produksi benih bermutu hingga pendampingan teknologi dan monitoring dan evaluasi di unit pelaksana teknis (UPT) yang ditunjuk oleh DJPB.
Menurut laporan dari tim teknis BBPBAP Jepara, proses adaptasi induk udang berhasil dilakukan dengan baik dan pada tahap awal. Dengan produksi sebanyak 32 juta nauplius udang, kegiatan yang diikuti oleh BPBAP Situbondo dan BPBAP Takalar ini akan masing-masing akan mendapatkan 400 pasang induk pada Juni mendatang.
Tebe mengungkapkan harapan pihaknya agar tiga UPT tersebut dapat menjadi naupli center yang menghasilkan nauplius udang berkualitas di masa depan. Nantinya hasil produksi tersebut akan disebar secara merata ke hatchery milik masyarakat yang menjamin ketersediaan benur berkualitas untuk petambak udang.
“Harapan lainnya adalah ketersediaan benur dari segi kualitas maupun kuantitas juga dapat mendukung pembangunan kawasan klaster tambak udang di berbagai daerah yang menjadi salah satu program utama KKP,” pungkas Tebe.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz