Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalin kerja sama dengan Jepang untuk meningkatkan rasio kepemilikan mobil masyarakat. Selain itu, pemerintah juga mendorong perusahaan otomotif asal Negeri Sakura tersebut untuk melibatkan industri kecil dan menengah (IKM) dalam ekosistem produksinya.
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian menjelaskan Jepang memiliki peluang besar untuk mengisi gap consumption per capita untuk produk otomotif. Sebab, hingga sekarang rasio kepemilikan mobil masyarakat Indonesia masih cukup rendah.
BACA JUGA: Desain Unggul, OMODA E5 Jadi Mobil Listrik Terlaris
“Saat ini rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil per 1.000 penduduk. Saya yakin dalam waktu tidak terlalu lama bisa didorong untuk mencapai 150 per 1.000 penduduk. Karenanya, saya mengharapkan produk mobil dari Jepang dapat mengisi gap tersebut,” kata Agus melalui keterangan resmi, Senin (24/6/2024).
Menurutnya, Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah yang panjang dalam mendukung industrialisasi di Indonesia dengan membawa investasi sektor industri manufaktur ke dalam negeri. Di sisi lain, Negeri Sakura menilai Indonesia sebagai negara yang penting dalam rantai pasok industri.
BACA JUGA: Suzuki Cappuccino Kembali, Reinkarnasi Mobil Sport Legendaris
Agar kerja sama makin menguntungkan, Agus menyebut pengembangan sumber daya manusia (SDM) juga perlu dilakukan. Dia bilang akan ada rencana pertukaran SDM industri antara Indonesia-Jepang, sehingga SDM industri asal Indonesia bisa mendapat pelatihan tertentu.
“Ketika kembali dari Jepang, mereka juga bisa membantu perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia maupun membangun startup yang bisa mendukung ekosistem pengembangan perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Ken Saito, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang menyambut baik gagasan-gagasan yang disampaikan Agus dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara. Dia menjelaskan METI menaruh perhatian besar dengan menyediakan sejumlah anggaran untuk mendorong kerja sama dengan daerah global south secara keseluruhan.
Mengenai kerja sama industri otomotif dengan Indonesia, pihaknya mengakui bahwa Indonesia merupakan basis penting bagi produksi dan ekspor otomotif Jepang. Investasi perusahaan otomotif Jepang di Indonesia menjadi keuntungan bagi kedua negara.
“Kami ingin meningkatkan kerja sama untuk memperkuat daya saing industri otomotif di Indonesia. Kami mendukung secepatnya diskusi mengenai isi kerja sama yang lebih detail di tingkat direktur jenderal,” ujarnya.
Dalam hal kerja sama SDM, Saito menyampaikan saat ini sedang berfokus pada pengembangan SDM di industri otomotif. Pelatihan SDM juga penting bagi pengembangan SDM generasi berikut.
“Untuk itu, perlu tindak lanjut untuk membahas rencana tersebut secara lebih detail,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk