PT Metaverse Indonesia Makmur (Nusameta), anak perusahaan WIR Group bersinergi dengan MASA AI mengembangkan terobosan teknologi ruang belajar berbasiskan AI di Metaverse. Sinergi ini bertujuan untuk menciptakan ruang pengalaman belajar dan mengajar yang lebih imersif bagi dunia pendidikan khususnya di Indonesia.
“Ruang belajar di metaverse diharapkan akan menyajikan pengalaman belajar yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia. Inisiatif ini sejalan dengan visi dan misi Nusameta dalam memperluas adopsi penggunaan ekosistem metaverse,” kata Stephen Ng, CEO Nusameta dalam keterangannya, Rabu (30/8/2023).
BACA JUGA: Gandeng Trisakti, WIR Grup Kembangkan Pariwisata Berbasis Web3
Nusameta dan MASA AI optimistis masyarakat Indonesia akan menanggapi dengan semangat dan antusiasme terhadap inisiatif dan kolaborasi yang terbentuk. Nusameta melihat keberhasilan Davyn Sudirdjo, sebagai seorang mahasiswa Indonesia yang berhasil duduk untuk mendapatkan pendidikan di Stanford University, akan menjadi perwujudan nyata potensi luar biasa yang dimiliki oleh putra-putri Indonesia.
Sementara itu, Davyn Sudirdjo, Co-Founder MASA AI menyatakan antusiasnya dapat berkolaborasi dengan Nusameta.
“Sinergi ini akan menciptakan terobosan pengalaman baru bagi pengguna yang ingin belajar. Dengan mengintegrasikan teknologi AI di metaverse, harapannya dapat membuka ruang pembelajaran baru bagi pengembangan sistem pendidikan saat ini” ujarnya.
BACA JUGA: RUPST WIR Grup Catat Pertumbuhan Pendapatan 179%
Kolaborasi Nusameta dan MASA AI juga diharapkan dapat mengangkat kualitas sumber daya manusia Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, menciptakan generasi berdaya saing global dan siap menghadapi tantangan masa depan. Nusameta dan MASA AI berkomitmen untuk mengantarkan perubahan positif dan berkelanjutan bagi pendidikan Indonesia.
“Kami percaya sinergi antara teknologi dan pendidikan dapat dapat memperkuat imajinasi dan kreativitas manusia. Nusameta dan MASA AI akan memulai ruang belajar metaverse ini dengan pembelajaran Bahasa Inggris seiring dengan kemajuan transformasi digital di Indonesia,” tutur Stephen.
Editor: Ranto Rajagukguk