Gandeng Unpad, President University Siapkan Program Studi Kedokteran
President University belum lama ini menandatangani deklarasi pembinaan atau pendampingan dari fakultas kedokteras Universitas Padjajaran (Unpad). Dalam deklarasi penandatanganan tersebut hadir Reltor President University Jony Oktavian Haryanto dan Dekan Fakultas Kedokteran Unpad Yudi Mulyana Hidayat.
Kerja sama yang terjalin dengan Fakultas Kedokteran Unpad ini menjadi angin segar bagi President University, pasalnya lembaga ini sudah maju selangkah lagi dalam mewujudkan cita-citanya yaitu mendirikan Program Studi (Prodi) Kedokteran.
“Dengan ditandatanganinya deklarasi ini, rencana PresUniv untuk mendirikan Prodi Kedokteran, yang sebetulnya sudah digagas sejak lama, kini maju selangkah lagi. Saya berharap setelah ini proses-proses berikutnya dapat berlangsung lebih cepat, sehingga keinginan PresUniv untuk memiliki Prodi Kedokteran dapat segera terwujud,” ungkap Jony.
Dalam deklarasi tersebut terdapat beberapa klausul yang akan dituangkan lebih detail dalam perjanjian kerja sama antara kedua pihak. Klausul-klausul tersebut mencakup penyusunan dokumen perjanjian kerja sama; pendampingan dari Fakultas Kedokteran, Unpad, dalam penyusunan dokumen pendirian Prodi Kedokteran PresUniv; pendampingan dalam penyusunan kurikulum dan pengembangan sumber daya akademik; serta pengembangan sistem kesehatan akademik di kawasan industri Jababeka untuk mendukung kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi.
Rencana President University untuk mendirikan prodi kedokteran sebenarnya sudah diusung sejak lama. Namun dalam hal ini PresUniv terhalang oleh beberapa kendala seperti kebijakan moratorium Pendidikan kedokteran yang ditetapkan tahun 2016 oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti). Namun dengan tekad dan alasan yang kuat PresUniv akhirnya mendapat lampu hijau untuk mendirikan prodi kedokteran tersebut.
Alasan PresUniv untuk mendirikan prodi kedokteran tak lain karena pendistribusian dokter yang belum merata di Indonesia. World Health Organization (WHO) menetapkan standar minimal untuk sebaran dokter adalah 1 dokter per 10.000 penduduk. Jika ditelusuri sebenarnya Indonesia sudah mencapai target minimal tersebut, namun berkaca dari pandemi PresUniv melihat bahwa Indonesia masih butuh tenaga kesehatan.
Di samping itu, Jony juga mengatakan bahwa prodi kedokteran di PresUniv sangatlah penting karena PresUniv berada di tengah Kawasan industry terbesar se-Asia tenggara. “Dengan adanya Prodi Kedokteran, PresUniv akan dapat mendukung terciptanya Kota Sehat di kawasan industri Jababeka, Cikarang. Ini penting, sebab di kawasan industri tersebut ada sekitar 2.000 perusahaan nasional dan internasional dari 30 negara di dunia. Jadi, keberadaan Prodi Kedokteran menjadi sangat diperlukan,” ungkapnya.
Terakhir, Pendiri President University SD Darmono turut berharap prodi kedokteran PresUniv nantinya bisa berbeda dari Pendidikan kedokteran lain dan memiliki standar internasional. “Saya berharap Prodi Kedokteran di PresUniv akan tumbuh berbeda dari yang pendidikan kedokteran yang lain. Harapannya, Prodi Kedokteran di PresUniv akan berstandar internasional. Jadi, kelak banyak orang asing yang berobat di sini. Bukan sebaliknya,“ pungkas Darmono.