Garap Captive Market, Bank Raya Bidik Penyaluran Pinjaman Lewat AgenBRI Link
Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Raya makin agresif dalam menggarap captive market dari induknya. Salah satu upayanya yakni penyaluran pinjaman melalui AgenBRI Link.
“Agen BRILink memiliki potensi yang besar untuk kami garap, karena menjadi ujung tombak bagi literasi dan inklusi keuangan dan memberikan dampak ke masyarakat,” kata Bhimo Wikan Hantoro, Direktur Digital dan Operasional Bank Raya dalam keterangannya, Kamis (30/3/2023).
Hingga kini, Bank Raya telah menggarap lebih dari 21.000 Agen BRILink di seluruh Indonesia untuk mengakses produk pinjaman produktif Pinang Dana Talangan. Hingga Desember 2022, Pinang Dana Talangan telah memiliki total disbursement sebesar Rp 3,9 triliun dan total outstanding sebesar Rp 171,3 miliar.
BACA JUGA: Gandeng Asparindo, Bank Raya Bidik Transaksi Digital Pedagang Pasar
Lewat Agen BRILink, masyarakat tidak harus datang ke bank untuk melakukan beragam transaksi perbankan seperti transfer uang, setor tunai, tarik tunai, dan pembayaran berbagai macam tagihan. Agen BRILink sangat dibutuhkan di berbagai daerah yang jauh dari ATM BRI maupun kantor cabang BRI.
BACA JUGA: Naik 100%, Laba Bank Raya Capai Rp 11,86 Miliar
Hingga akhir Februari 2023, BRI tercatat memiliki 640 ribu agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, Pinang Dana Talangan sudah dipasarkan secara luas dan merupakan produk unggulan Bank Raya yang menggunakan ekosistem BRI.
“Ke depannya, Bank Raya akan terus menggali potensi untuk optimalisasi Pinang Dana Talangan dan membantu lebih banyak pelaku usaha. Serta, peningkatan kualitas produk dalam bentuk credit scoring engine untuk mendorong lebih banyak Agen BRILink yang mengakses Pinang Dana Talangan untuk membantu permodalan usaha mereka,” tutup Bhimo.
Tidak hanya fokus pada penyaluran, perusahaan juga berkomitmen untuk terus menjaga kualitas kredit Pinang Dana Talangan dan produk kredit digital lainnya dengan monitoring dan credit scoring yang baik agar bisnis tumbuh secara berkelanjutan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz