Perusahaan developer dan publisher game terkemuka, Garena, resmi memulai pertandingan Free Fire Master League (FFML) Season 7. Turnamen ini resmi dimulai pada Jumat (3/3/2023) di Studio Sepat 72, Jakarta Selatan.
Dalam pertandingan musim ini ada 18 tim esport Free Fire yang akan bertarung dalam kompetisi esport paling bergengsi di Indonesia. Nantinya, tim terbaik mendapatkan hadiah utama sebesar Rp 1,2 miliar dan hak untuk berkompetisi di turnamen Free Fire SEA Invitational (FFSI).
Dengan skema dan tantangan baru, FFML Season 7 akan mengusung kompetisi yang lebih influsif. Diharapkan, adanya perubahan skema pada musim ini mampu meningkatkan level persaingan dan kualitas talenta esport Free Fire.
BACA JUGA Kolaborasi dengan Capcom, Garena Free Fire Hadirkan Karakter Ryu dan Chun-Li
Dalam sesi konferensi pers hadir pula Muslih Wahyudi Rachman, seorang pelatih timnas Free Fire Indonesia pada SEA Gamer 2021. Pria yang akrab disapa Bang Fayad tersebut menyampaikan mengenai alasan adanya perubahan skema dalam FFML Season 7 ini.
“Perubahan format ini nantinya akan membuat tim Indonesia menjadi tim paling kuat dan paling siap untuk berbicara banyak di kancah dunia,” ujarnya.
Pertandingan ini dibuka dengan League Phase yang akan berlangsung selama lima pekan hingga 2 April 2023 dengan 18 tim yang akan saling unjuk kemampuan untuk menjadi yang terbaik. Kemudian, 12 tim terbaik akan maju ke babak Grand Final pada pertengahan April 2023.
BACA JUGA Garena Siapkan Regenerasi Talenta Baru Dunia E-Sports Indonesia
Dalam pertandingan puncak tersebut, 12 tim ini akan bertanding pada I matchday dan bagi tim yang mampu memuncaki klasemen ini maka akan menjadi juara di FFML Season 7. Pemenang utama akan mendapatkan total prize pool senilai Rp 240 juta.
Tak hanya itu, sang juara bersama dengan empat besar lainnya akan berpartisipasi di Free Fire SEA Invitational 2023 pada Mei 2023. Dalam kompetisi tersebut, mereka akan bertarung melawan tim dari wilayah Malaysia, Kamboja, Filipina, Sri Lanka, Vietnam, Thailand, Eropa, Middle East Africa, Taiwan, dan Pakistan.
Editor: Ranto Rajagukguk