Garuda Indonesia diketahui batal membeli 49 pesawat Boeing 737 Max 8. Keputusan itu diambil setelah kecelakaan yang melibatkan dua pesawat jenis tersebut. Pihak perusahaan memilih untuk tidak melanjutkan pembelian kurang dari dua pekan setelah Ethiopian Airlines jatuh dalam perjalanan ke Nairobi dari Addis Ababa.
Kecelakaan tersebut menyebabkan 157 orang meninggal dunia. Sebelumnya, pada Oktober 2018, pesawat Lion Air dengan jenis yang sama mengalami kecelakaan hanya 12 menit setelah lepas landas dari Jakarta. Dalam tragedi tersebut 189 orang meninggal dunia, termasuk kru penerbangan.
Boeing 737 Max 8 merupakan pesawat yang dipasarkan sebagai jet masa depan. Pembatalan oleh Garuda Indonesia diyakini menjadi yang pertama dalam urusan pembelian pesawat sebagai reaksi dari kecelakaan. Juru bicara Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan mengungkapkan bahwa keputusan tersebut merupakan tindak lanjut dari menurunnya kepercayaan konsumen untuk menggunakan jasa transportasi udara.
Pihak Garuda Indonesia dan Boeing dijadwalkan akan melakukan diskusi mengenai pembatalan itu 28 Maret mendatang. Garuda Indonesia diketahui memesan 50 pesawat. Pemesanan pesawat sendiri diumumkan pertama kali pada Oktober 2014. Satu di antaranya telah dikirim namun tidak diterbangkan pasca kecelakaan Ethiopian Airlanes awal bulan ini. “Keputusan ini tidak mudah,” ujar Ikhsan dalam siaran persnya.
Kecelakaan yang dialami salah satu pesawat Ethiopian Airlines dikabarkan memiliki kemiripan dengan kasus Lion Air. Termasuk arah terbang pesawat yang naik turun. Pilot melaporkan adanya permasalahan pada kontrol penerbangan hanya beberapa saat sebelum jatuh.
Editor: Eko Adiwaluyo