Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) secara merata hingga pelosok negeri. PT Pertamina (Persero) menjadi garda terdepan yang ditugaskan negara untuk mengatasi pemerataan BBM.
Namun, pada sisi hilir ini pemerintah juga membuka peluang bagi swasta untuk membuka bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sehingga ada beberapa pemain SPBU, selain milik Pertamina yang juga mendistribusikan BBM. Kondisi tersebut mendorong terjadinya kompetisi di bisnis SPBU.
Tidak bisa dipungkiri, SPBU Pertamina merupakan pemimpin pasar di bisnis ini. SPBU milih perusahaan plat merah ini tersebar merata di berbagai wilayah Indonesia. Meski menguasai pasar, Pertamina tidak mau lengah dan membiarkan pemain lain menggerus pasarnya.
Pertamina terus melakukan pengembangan SPBU mereka. Dengan begitu, konsumen, termasuk generasi muda, tetap membeli BBM ke SPBU Pertamina. Salah satunya, dengan menghadirkan program layanan Pasti Pas!.
“Program ini bukan hanya menjamin kualitas dan takaran BBM yang ada di SPBU Pertamina, namun juga memastikan konsumen mendapat layanan dengan ramah, senyuman, dan sapaan dari petugas pengisi. Ada juga elemen kebersihan dan tampilan SPBU yang terus kami jaga dan tingkatkan,” kata Daniel, Manager Fuel Channel & Partnership PT Pertamina Patra Niaga.
Standardisasi layanan ini berlaku untuk semua SPBU Pertamina. Jadi, tidak hanya SPBU yang dimiliki langsung oleh Pertamina atau COCO (corporate owner corporate operate), tapi juga CODO (corporate owner dealer operate) dan DODO (dealer owner dealer operate). “Perbedaan ini hanya pada siapa yang mengoperasikan, namun semua SPBU yang bermerek Pertamina harus memiliki standar yang sama,” kata Daniel.
BACA JUGA: MyPertamina Semakin Dekat dengan Gen Z
Langkah berikutnya, lanjutnya, Pertamina melengkapi SPBU dengan layanan dan bisnis bukan BBM atau non fuel ritail (NFR). Caranya, melengkapi SPBU dengan minimarket, kafe, tambah angin, pencucian mobil, hingga restoran cepat saji. Upaya ini untuk menarik para generasi muda, termasuk Gen Z agar selalu memilih SPBU Pertamina bila ingin mengisi BBM.
“Semua SPBU Pertamina kami dorong untuk menjalan bisnis NFR. Dengan begitu, SPBU Pertamina menjadi one stop service bagi anak muda yang mengakomodasi sisi gaya hidup mereka,” tegasnya.
Tak heran, SPBU Pertamina menyabet kategori Gold dalam ajang Marketeers Youth Choice Award 2023. Untuk semakin menegaskan diferensiasi dengan pemain lain, SPBU Pertamina juga membuat jalur khusus atau red carpet bagi para konsumen yang membeli Pertamax series. Kemudian, terus mengembangkan strategic partnership dengan berbagai tenant yang layanan atau produknya sedang dicari dan dibutuhkan oleh generasi muda. “Kami terus berupaya memberikan berbagai layanan yang relevan dengan kebutuhan konsumen, khususnya generasi muda,” kata Daniel.
BACA JUGA: Dorong Kualitas Layanan, Pertamina Patra Niaga Perkuat Digitalisasi
Dalam riset yang dilakukan oleh Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) berjudul Now you Z me: Debunking myths about ASEAN’s Generation Z, menunjukkan bahwa Gen Z menghargai keseimbangan nilai-nilai hidup. Generasi ini merupakan pembeli rasional, namun mereka bersedia membayar lebih untuk merek yang punya kontribusi pada berbagai isu sosial dan lingkungan hidup.
Merespons fenomena tersebut, SPBU Pertamina terus menghadirkan berbagai produk yang ramah lingkungan, seperti produk dengan RON 92 ke atas. Menurut Daniel, sekarang ini banyak anak muda yang cenderung memilih bensin RON 92. Selain karena alasan lingkungan, bensin RON 92 juga membuat mesin kendaraan menjadi lebih awet.
Tren kesadaran lingkungan ini berbarengan dengan munculnya tren kendaraan listrik, baik motor dan mobil. Hal ini mendorong Pertamina untuk terus mengembangkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Sebab, dalam beberapa tahun mendatang pasar motor listrik diprediksi akan meningkat dan dipastikan generasi muda akan menjadi pengguna motor listrik ini. Ditambah lagi, pemerintah sudah berencana memberi subsidi pada motor listrik.
Bahkan, Pertamina bukan hanya mengembangkan SPKLU, tapi juga Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Sekarang ini, Pertamina telah memiliki enam SPKLU dan 20 SPBKLU. Targetnya, hingga akhir tahun 2022, SPKLU bertambah 10 titik, sedangkan SPBKLU ditambah 23 titik.
“Kami juga sedang mengembangkan SPBU khusus atau green energy station. SPBU yang dari awal didesain dengan SPKLU dan SPBKLU. Green energy station ini juga menggunakan sumber listrik dari tenaga surya dan menjual produk BBM yang RON tinggi. Ini akan menjadi standar baru SPBU Pertamina,” tegas Daniel.