Tren kencan baru bernama floodlighting sedang viral di TikTok, di mana seseorang membagikan detail emosional atau pribadi terlalu cepat dalam hubungan. Alih-alih membangun kedekatan, perilaku ini justru bisa membuat pasangan merasa kewalahan dan menarik diri.
Istilah floodlighting pertama kali diperkenalkan psikolog Brené Brown untuk menggambarkan situasi ketika seseorang membuka diri secara berlebihan, bukan demi koneksi yang tulus, tapi sebagai bentuk ujian bagi pasangan mereka.
Banyak orang, terutama dari generasi Z, melakukan floodlighting dengan harapan mempercepat keintiman dalam hubungan. Namun, alih-alih menciptakan kedekatan, sikap semacam ini justru bisa memberikan tekanan emosional yang tidak sehat.
BACA JUGA: Bisa Merusak Hubungan, Jangan Ucapkan 4 Kalimat Ini ke Pasangan!
Apakah Anda termasuk orang yang terjebak floodlighting dalam menjalin hubungan? Kenali tanda-tanda beserta tips menghindarinya sebagai berikut yang dilansir dari Forbes:
Terlalu Cepat Membagikan Trauma Pribadi
Bayangkan Anda sedang menikmati kencan pertama yang terasa menyenangkan. Percakapan mengalir lancar, dan Anda merasa si pasangan terbuka serta menerima. Namun, tanpa disadari, Anda mulai menceritakan pengalaman traumatis—mulai dari masa kecil yang sulit hingga kisah putus cinta terdahulu.
Jika Anda sering berbagi cerita pribadi yang berat di percakapan awal, ini bisa menjadi tanda floodlighting. Studi yang diterbitkan di Psychological Reports (2022) menemukan bahwa perilaku oversharing ini biasanya dipicu kecemasan, pencarian perhatian, dan kecanduan media sosial.
Untuk menghindari hal tersebut, cobalah tanyakan pada diri sendiri apakah ini waktu yang tepat untuk membuka diri? Apakah hubungan ini sudah cukup kuat untuk menerima cerita pribadi? Jika Anda masih ragu, maka sebaiknya simpan cerita itu.
Mengharapkan Resiprositas Emosional Secara Instan
Hubungan yang sehat berkembang secara bertahap. Namun, jika Anda merasa kecewa ketika pasangan tidak langsung membalas keterbukaan Anda dengan cerita serupa, ini bisa menjadi tanda floodlighting.
BACA JUGA: 6 Solusi Atasi Rasa Kesepian dalam Pernikahan
Teori social penetration menjelaskan bahwa keintiman terbentuk secara bertahap, dimulai dari percakapan ringan sebelum menuju topik yang lebih dalam. Jika Anda terlalu cepat mendorong pasangan untuk terbuka, hubungan bisa terasa tidak seimbang dan penuh tekanan.
Untuk menghindari hal ini, berikan waktu setidaknya tiga kali kencan sebelum berbicara tentang trauma pribadi. Perhatikan pula bahasa tubuh pasangan: kalau terlihat ragu atau tidak nyaman, lebih baik tunda pembahasan tersebut.
Menggunakan Kerentanan untuk Menguji Pasangan
Sebagian orang tanpa sadar menggunakan floodlighting sebagai cara untuk menguji apakah pasangan mereka bisa menerima seluruh aspek dirinya. Mereka berpikir, “Jika dia benar-benar tertarik, dia pasti akan memahami sisi terburukku.”
Namun, studi dalam Emotion Review menunjukkan bahwa hubungan sehat bergantung pada emotional coregulation, yaitu kemampuan pasangan untuk saling menstabilkan emosi. Jika keterbukaan terjadi terlalu cepat, hal ini justru bisa menimbulkan ketidakseimbangan emosional.
Untuk membangun hubungan sehat, sadarilah tujuan Anda saat berbagi cerita pribadi: apakah untuk terhubung atau mencari validasi? Anda harus membangun rasa aman emosional dalam diri sendiri terlebih dahulu, bukan bergantung pada respons pasangan.
Demikianlah tanda-tanda floodlighting yang banyak menjerat Gen Z dalam kencannya. Daripada terburu-buru membuka diri, cobalah untuk membiarkan hubungan berkembang dengan sendirinya. Dengan begitu, koneksi yang terjalin akan lebih tulus dan bertahan lama.